Wednesday 14 November 2012

Cara Sujud Syukur (how prostration of gratitude)

Di sebagian besar kalangan ummat Islam saat ini, ketika mereka diberi nikmat oleh Allah maka mereka akan mengungkapkan atau mengekspresikan rasa syukur kepada Allah dengan mengucapkan hamdalah. Atau salah satu yang paling populer juga adalah sujud syukur.
          Ketika ditimpa nikmat, maka ada yang mungkin langsung jatuh tersungkur, bersujud untuk bentuk rasa syukurnya. Sujud (seperti yang kita ketahui) adalah salah satu bentuk ibadah. Namun, bagaimana bila ibadah itu dilakukan tanpa ilmu? Maka sungguh amalan itu akan mengandung kerusakan yang jauh lebih besar daripada manfaatnya.
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Umar bin Abdul Aziz, dinukil dalam Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar hlm. 15)


          Karena itu, mari kita gali ilmu agar kelak bisa bermanfaat tidak hanya bagi kita, tapi bagi semua.
          Pengertian dan Definisi Sujud Syukur
        Sujud Syukur adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika mendapatkan nikmat atau terhindar dari suatu bencana (Syarhul Manhaj wa Hasyiyah Al Qalyubi I/208)
          Dalil Tentang Sujud Syukur
Disyariatkannya sujud syukur berdasarkan hadits shahih Ka’ab bin Malik yang cukup panjang, “Bahwa ketika datang berita gembira kepadanya, yaitu taubatnya diterima oleh Allah, maka ia pun bersujud” (HR. Bukhari 4418 dan Muslim 2769)
          “Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam apabila datang kepadanya suatu perkara yang menyenangkan, beliau langsung bersungkur bersujud” (HR. Abu Dawud 2774, Tirmidzi 1578, Ibnu Majah 1394. dishahihkan oleh Al Albani. Lihat syawahid (penguat) hadits ini dalam Ta’zhim Qadr Ash Shalah).
          Hukum Sujud Syukur
        Para ulama telah bersepakat bahwa sujud syukur hukumnya tidak wajib. (Majmu’ Fataawa Ibnu Taimiyyah 21/293)
     Hukumnya sunnah dilakukan bagi orang yang terhindar dari musibah atau mendapatkan nikmat (Fatawa Arkanul Islam, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin)
      Pendapat yang mengatakan bahwa hukumnya sunnah (menurut kami) adalah pendapat yang terkuat. Karena pendapat ini adalah jumhur dari para ulama. Diantaranya Imam Syafi’I dalam Al-Umm 1/134, Imam Ahmad dalam Al-Inshaf 2/200, Imam Malik dalam Al-Majmu’ 4/70, dan Imam Hanafi dalam Fathul-Mu’in ‘alaa Syarh Al-Kanzi 1/299.
          Tata Cara Sujud Syukur
         Bacaan sujud syukur sama seperti sujud tilawah yang dibaca di luar shalat. Sebagian ulama berpendapat, bahwa wudhu dan takbir disyariatkan di dalamnya, sedangkan sebagian lain berpendapat bahwa wudhu dan takbir tidak disyariatkan. Namun, sebagian lain ada yang berpendapat bahwa sebaiknya bertakbir, kemudian bersujud dan setelah sujud membaca, “Subhana rabiya al-a’la”, lalu berdoa. (Fatawa Arkanul Islam, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin)
          Namun menurut kami, yang lebih kuat adalah pendapat yang mengatakan bahwa bertakbir, tasyahud, salam, thaharah (wudhu) itu tidak disyariatkan. Sebagaimana komentar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
“Perkataan mereka sama sekali tidak ada dasarnya, tidak dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan juga tidak dari seorang pun dari kalangan para shahabat. Akan tetapi itu hanya sekedar pendapat akal pikiran mereka yang disebabkan pengqiyasan sujud syukur ini kepada masalah shalat. (Majmu’ Fataawa Ibnu Taimiyah 23/169)
Tata cara sujud syukur seperti sujud dalam shalat (sebagaimana sujud tilawah). Namun, sujud syukur ini tidak disyariatkan untuk bersuci (thaharah/wudhu) dan menghadap kiblat, karena ini bukan shalat, hanya saja dianjurkan. Sujud ini juga tidak dimakruhkan jika dilakukan pada waktu-waktu terlarang (Disarikan dari Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim)
Singkatnya, tata caranya adalah seperti sujud tilawah. Yaitu dengan sekali sujud. Ketika akan sujud hendaklah dalam keadaan suci, menghadap kiblat, lalu bertakbir, kemudian melakukan sekali sujud. Saat sujud, bacaan yang dibaca adalah seperti bacaan ketika sujud dalam shalat. Kemudian setelah itu bertakbir kembali dan mengangkat kepala. Setelah sujud tidak ada salam dan tidak ada tasyahud.
Adakah Doa Khusus untuk Sujud Syukur?
Tidak ada doa khusus untuk sujud syukur dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Imam Syaukani berkata : “Bagi yang melakukan sujud syukur selayaknya memperbanyak syukur kepada Allah ta’ala karena maksud sujud ini adalah syukur kepada Allah yang telah memberinya nikmat”. (As Sail Al Jarar 1/285)
Demikian risalah yang kami dapat sampaikan. Semoga bermanfaat.



















In most of the Muslim ummah today, when they were given favor by God, they are going to reveal or express gratitude to God by reciting hamdalah. Or one of the most popular also the prostration of gratitude.
          
When overridden favors, then there are probably directly fall down, prostrating to form a sense of gratitude. Prostration (as we know) is a form of worship. However, what if the worship was done without knowledge? So really practice it will contain the damage far outweigh the benefits."Those who worship Allah without knowledge, then he will make more damage than the good." (Umar bin Abdul Aziz, was quoted in Al-Amr bil Ma'ruf Nahyu wan 'unjust annealed p. 15)

          
Therefore, let us explore the science that could one day benefit not only for us, but for all.
          
Understanding and Definition Prostration Gratitude
        
Gratitude is prostrating prostration performed by a person when getting favors or avoid a disaster (Syarhul Hasyiyah Manhaj wa Al Qalyubi I/208)
          
Dalil About Prostration GratitudeDisyariatkannya prostration of gratitude by Ka'b bin Malik hadeeth long enough, "that when it comes to her happy news, that repentance be accepted by Allah, so he prostrated" (Narrated by Bukhari 4418 and Muslim 2769)
          
"Praise be to Allaah the Prophet sallallaahu 'alaihi wasallam when it comes to him a matter of fun, he immediately prostrated bersungkur" (Narrated by Abu Dawood, 2774, Tirmidhi 1578, Ibn Majah 1394. Dishahihkan by Al Albani. See syawahid (amplifier) ​​this hadith in Ta'zhim Ash Salah Qadr).
          
Law of Gratitude Prostration
        
The scholars agreed that the prostration of gratitude law is mandatory. (Majmu 'Fataawa Ibn Taymiyah 21/293)
     
The statute sunnah done for people who avoid disasters or gaining favor (Fatawa Arkanul Islam, Shaykh Muhammad ibn Saalih al Uthaymeen)
      
Argument that the law sunnah (in our opinion) is the strongest opinion. Because this opinion is jumhur from the clergy. Among Imam Shafi'i in Al-Umm 1/134, Imam Ahmad in Al-Inshaf 2/200, Imam Malik in Al-Majmu '4/70, and Imam Hanafi in Fathul-Mu'in' alaa Sharh Al-Kanzi 1 / 299.
          
Prostration Procedures Gratitude
         
Reading the same thanksgiving prostration prostration recitations were read out prayers. Some scholars have argued, that the prescribed ablution and Takbir in it, while others found no prescribed ablution and magnification. However, others have argued that it should bertakbir, then bowing and prostration after reading, "Subhana Rabiya al-a'la", then pray. (Fataawa Arkanul Islam, Shaykh Muhammad ibn Saalih al Uthaymeen)
          
But in our opinion, the stronger is the argument that bertakbir, tasyahud, greetings, thaharah (ablution) was not prescribed. As comments Shaykh al-Islam Ibn Taymiyyah,"The words they have absolutely no effect, not of the Prophet sallallaahu 'alaihi wasallam and not of anyone from among the Companions. However, it was only an opinion of their minds because pengqiyasan prostration prayer of gratitude is the problem. (Majmu 'Fataawa Ibn Taymiyyah 23/169)Procedures such as thanksgiving prostration prostration in prayer (as prostrate recitations). However, the prostration of gratitude is not prescribed for purification (thaharah / ablution) and facing the Qiblah, because this is not a prayer, it's just recommended. Prostration is also not dimakruhkan if done at times forbidden (Excerpted from Sahih Fiqh Sunnah, Abu Malik ibn Sayyid Kamal Salim)In short, like the bow of procedures are recitations. That is, with one bow. When will bow down let the state of purity, facing the Qiblah, then bertakbir, then do one prostration. When bowed, reading a read is like reading when prostrating in prayer. Then after that bertakbir back and looked up. After prostrating no greeting and no tasyahud.Is there a special prayer for Prostration Gratitude?No special prayers for thanksgiving prostration of the Prophet sallallaahu 'alaihi wasallam. Syaukani Imam said: "For those who do should increase the prostration of gratitude thanksgiving to the Almighty for this purpose is the prostration of gratitude to God who has given him a favor". (As Sail Al Jarar 1/285)So that we can deliver treatise. Hopefully useful.

No comments:

Post a Comment