Tuesday, 13 November 2012

Bunga bank dan riba adalah haram (Bank interest and usury is forbidden)


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَأْكُلُونَ الرِّبَا فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْهُ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ
Suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa yang ketika itu semua orang memakan riba. Yang tidak makan secara langsung itu akan terkena debunya” (HR Nasai no 4455, namun dinilai dhaif oleh al Albani).
Meski secara sanad hadits di atas adalah hadits yang lemah namun makna yang terkandung di dalamnya adalah benar dan zaman tersebut pun telah tiba. Betapa riba dengan berbagai kedoknya saat ini telah menjadi komsumsi publik bahkan suatu yang mendarah daging di tengah banyak kalangan. Padahal ancaman dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang riba sungguh mengerikan bagi orang yang masih memiliki iman kepada Allah dan hari akhir.

عَنْ عَوْفِ بن مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:”إِيَّاكَ وَالذُّنُوبَ الَّتِي لا تُغْفَرُ: الْغُلُولُ، فَمَنْ غَلَّ شَيْئًا أَتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَآكِلُ الرِّبَا فَمَنْ أَكَلَ الرِّبَا بُعِثَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَجْنُونًا يَتَخَبَّطُ”
Dari Auf bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah dengan dengan dosa-dosa yang tidak akan diampuni. Ghulul (baca:korupsi), barang siapa yang mengambil harta melalui jalan khianat maka harta tersebut akan didatangkan pada hari Kiamat nanti. Demikian pula pemakan harta riba. Barang siapa yang memakan harta riba maka dia akan dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dalam keadaan gila dan berjalan sempoyongan” (HR Thabrani dalam al Mu’jam al Kabir no 110 dan dinilai hasan li ghairihi oleh al Albani dalam Shahih at Targhib wa at Tarhib no 1862).
Berdasarkan hadits tersebut maka pelaku riba itu telah menghalangi dirinya sendiri dari ampunan Allah.
Makna hadits di atas bukanlah menunjukkan bahwa orang yang memakan riba meski sudah bertaubat tetap tidak akan diampuni oleh Allah. Akan tetapi maksudnya adalah menunjukkan tentang betapa besar dan ngerinya dosa memakan riba.
Umat Islam bersepakat berdasarkan berbagai dalil dari al Qur’an dan sunnah bahwa orang yang bertaubat dari dosa maka Allah akan menerima taubatnya baik dosa tersebut adalah dosa kecil maupun dosa besar.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَيَبِيتَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِى عَلَى أَشَرٍ وَبَطَرٍ وَلَعِبٍ وَلَهْوٍ فَيُصْبِحُوا قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ بِاسْتِحْلاَلِهِمُ الْمَحَارِمَ وَاتِّخَاذِهِمُ الْقَيْنَاتِ وَشُرْبِهِمُ الْخَمْرَ وَأَكْلِهِمُ الرِّبَا وَلُبْسِهِمُ الْحَرِيرَ ».
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sungguh ada sejumlah orang dari umatku yang menghabiskan waktu malamnya dengan pesta pora dengan penuh kesombongan, permainan yang melalaikan lalu pagi harinya mereka telah berubah menjadi kera dan babi. Hal ini disebabkan mereka menghalalkan berbagai yang haram, mendengarkan para penyanyi, meminum khamr, memakan riba dan memakai sutra” (HR Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaid al Musnad [Musnad Imam Ahmad no 23483], dinilai hasan li ghairihi oleh Al Albani dalam Shahih at Targhib wa at Tarhib no 1864).
Pada saat haji wada’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ كُلُّ شَىْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَىَّ مَوْضُوعٌ وَدِمَاءُ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعَةٌ وَإِنَّ أَوَّلَ دَمٍ أَضَعُ مِنْ دِمَائِنَا دَمُ ابْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ كَانَ مُسْتَرْضِعًا فِى بَنِى سَعْدٍ فَقَتَلَتْهُ هُذَيْلٌ وَرِبَا الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ وَأَوَّلُ رِبًا أَضَعُ رِبَانَا رِبَا عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَإِنَّهُ مَوْضُوعٌ كُلُّهُ
“Ingatlah, segala perkara jahiliah itu terletak di bawah kedua telapak kakiku. Semua kasus pembunuhan di masa jahiliah itu sudah dihapuskan. Kasus pembunuhan yang pertama kali kuhapus adalah pembunuhan terhadap Ibnu Rabi’ah bin al Harits. Dulu dia disusui oleh salah seorang Bani Saad lalu dibunuh oleh Hudzail. Riba jahilaih juga telah dihapus. Riba yang pertama kali kuhapus adalah riba yang dilakukan oleh Abbas bin Abdil Muthallib. Sungguh semuanya telah dihapus” (HR Muslim 3009 dari Jabir bin Abdillah).
Dalam hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa riba itu berada di bawah telapak kaki beliau untuk menunjukkan betapa rendah dan hinanya pelaku riba dan riba juga dinilai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai perkara jahiliah.
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِى ، فَأَخْرَجَانِى إِلَى أَرْضٍ مُقَدَّسَةٍ ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ ، وَعَلَى وَسَطِ النَّهْرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ ، فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِى فِى النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِى فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ ، فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِى فِيهِ بِحَجَرٍ ، فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ ، فَقُلْتُ مَا هَذَا فَقَالَ الَّذِى رَأَيْتَهُ فِى النَّهَرِ آكِلُ الرِّبَا »
Dari Samurah bin Jundab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semalam aku bermimpi ada dua orang yang datang lalu keduanya mengajakku pergi ke sebuah tanah yang suci. Kami berangkat sehingga kami sampai di sebuah sungai berisi darah. Di tepi sungai tersebut terdapat seorang yang berdiri. Di hadapannya terdapat batu. Di tengah sungai ada seorang yang sedang berenang. Orang yang berada di tepi sungai memandangi orang yang berenang di sungai. Jika orang yang berenang tersebut ingin keluar maka orang yang berada di tepi sungai melemparkan batu ke arah mulutnya. Akhirnya orang tersebut kembali ke posisinya semula. Setiap kali orang tersebut ingin keluar dari sungai maka orang yang di tepi sungai melemparkan batu ke arah mulutnya sehingga dia kembali ke posisinya semula di tengah sungai. Kukatakan, “Siapakah orang tersebut?”. Salah satu malaikat menjawab, “Yang kau lihat berada di tengah sungai adalah pemakan riba” (HR Bukhari no 1979).
Dalam hadits di atas jelas sekali betapa kerasnya hukuman bagi pemakan riba sementara ketika di dunia dia mengira bahwa dirinya bergelimang kenikmatan.
Akhirnya seluruh umat Islam beserta segenap ulamanya baik yang terdahulu ataupun yang datang kemudian telah sepakat bahwa riba adalah haram. Mereka juga menegaskan bahwa bunga bank dan yang semisal dengannya adalah haram. Mereka juga sepakat bahwa siapa saja yang menghalalkan riba maka dia kafir. Sedangkan siapa saja yang melakukan transaksi riba namun masih memiliki keyakinan bahwa riba itu haram maka dia telah melakukan dosa besar, orang yang fasik dan berani memerangi Allah dan rasulNya.
Para ulama telah menetapkan haramnya bunga yang telah dipatok di awal transaksi misal 3%, 5% dan seterusnya. Para ulama telah membantah orang-orang yang menghalalkan bunga bank dan merontokkan argument-argumen mereka secara total. Tidak ada beda antara bunga dalam jumlah kecil ataupun dalam jumlah besar. Semuanya adalah riba yang diharamkan.
Hanya Allah yang memberi taufik.













From Abu Hurairah, the Prophet said,

يأتي على الناس زمان يأكلون الربا فمن لم يأكله أصابه من غباره

"Someday people will experience a period when it was all-consuming riba. Its not eat directly it will be exposed to the dust "(HR Nasai no 4455, but assessed da'eef by al-Albani).

Although the sanad above hadith is a weak hadith, but the meaning contained in it is correct and any era has arrived. How usury with his cover has now become public consumption an ingrained even in the midst of many people. Though the threat of the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam about usury is terrible for people who still have faith in Allah and the Last Day.

عن عوف بن مالك, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إياك والذنوب التي لا تغفر: الغلول, فمن غل شيئا أتى به يوم القيامة, وآكل الربا فمن أكل الربا بعث يوم القيامة مجنونا يتخبط"

From Auf bin Malik, the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said, "Be careful with the sins will not be forgiven. Ghulul (read: corruption), any person who takes property through the treacherous path treasures will be brought on the Day of Resurrection. Similarly treasure riba eaters. Whoever takes the property of usury then he will be resurrected on the Day of Judgment in a state insane and staggered "(Reported by al-Mu` jam al Thabrani in Kabir No. 110 and assessed hasan li ghairihi by al Albani in Saheeh at Targhib wa at Tarheeb no 1862 ).

Based on the hadith is the perpetrator of usury that has precluded himself from the mercy of God.
The meaning of the above hadith is not a show that people who eat usury despite still repent will not be forgiven by God. However, the intention is to point out how great horror of sin and devour usury.

Muslims agreed to by a variety of arguments from the Qur'an and Sunnah that people repent of sin, God will accept the repentance of sin is a sin both minor and major sins.

عن ابن عباس عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال «والذى نفس محمد بيده ليبيتن ناس من أمتى على أشر وبطر ولعب ولهو فيصبحوا قردة وخنازير باستحلالهم المحارم واتخاذهم القينات وشربهم الخمر وأكلهم الربا ولبسهم الحرير».

From Ibn Abbas, the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said, "By Allah the soul of Muhammad in His hand, there are indeed a number of people from my Ummah who spent his evenings carousing with great pride, the games and in the morning they neglect have turned into apes and pigs. This is because they justify the illegal variety, listen to the singers, khamr drinking, eating and wearing silk usury "(Reported by Imam Ahmad bin Abdullah al-Musnad Zawaid [Musnad Imam Ahmad No. 23 483], graded hasan li ghairihi by Al Albani in Saheeh at Targhib wa at Tarheeb No. 1864).

At the Farewell Pilgrimage, the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said,

ألا كل شىء من أمر الجاهلية تحت قدمى موضوع ودماء الجاهلية موضوعة وإن أول دم أضع من دمائنا دم ابن ربيعة بن الحارث كان مسترضعا فى بنى سعد فقتلته هذيل وربا الجاهلية موضوع وأول ربا أضع ربانا ربا عباس بن عبد المطلب فإنه موضوع كله

"Remember, every case of ignorance that lies beneath the soles of my feet. All homicides in the ignorance that has been eliminated. First murder erase is the killing of bin al-Harith ibn Rabi'a. She used to be fed by one of the Bani Sa'd and killed by Hudzail. Riba jahilaih also been removed. The first erase usury is usury by Abbas ibn Abd Muthallib. It's all been removed "(Muslim, 3009 from Jabir bin Abdillah).

In the above hadith the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said that usury was under his feet to show how low and hinanya actors usury and usury was also assessed by the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam as a matter of ignorance.

عن سمرة بن جندب - رضى الله عنه - قال قال النبى - صلى الله عليه وسلم - «رأيت الليلة رجلين أتيانى, فأخرجانى إلى أرض مقدسة, فانطلقنا حتى أتينا على نهر من دم فيه رجل قائم, وعلى وسط النهر رجل بين يديه حجارة, فأقبل الرجل الذى فى النهر فإذا أراد الرجل أن يخرج رمى الرجل بحجر فى فيه فرده حيث كان, فجعل كلما جاء ليخرج رمى فى فيه بحجر, فيرجع كما كان, فقلت ما هذا فقال الذى رأيته فى النهر آكل الربا »

From Samurah bin Jundab, the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said, "Last night I dreamed that two men came and they took me to a holy land. We set off so we came to a river of blood. On the banks of the river there is a man standing. On the front there is a stone. In the middle of the river there was a man who was swimming. People who are on the river bank watching people swimming in the river. If the person who wants to swim out the people who were on the river bank throwing stones at her mouth. Eventually the person is returned to its original position. Every time someone wants to get out of the river so the river hurled stones mouth so he returned to his original position in the middle of the river. I said, "Who is this person?". One of the angels said, "What you see in the middle of the river is the eater of usury" (Bukhari No. 1979).

In the above hadith clearly how hard the punishment for eating usury while when on earth she thought she was wallowing in pleasure.

Eventually all Muslims along with all the previous good clerical or who came later have agreed that riba is haram. They also asserted that the interest rates and the like with it is haram. They also agreed that anyone who justify Riba he kafir. Meanwhile, anyone who commits riba transaction, but still have the belief that riba is haram then he has committed great sins, the transgressors and courageous fight against God and His Apostle.

The scholars have established illicit rate has been pegged at the beginning of the transaction eg 3%, 5% and so on. The scholars have disputed the people who justify interest rates and shed their arguments in total. There is no difference between the interest in small quantities or in bulk. Everything is forbidden usury.

Only God gives taufik.

No comments:

Post a Comment