Monday, 12 November 2012

Puasa Sya'ban (sya'ban Fasting)


Puasa sunnah pada bulan Sya’ban kurang begitu akrab bagi masyarakat muslim kita. Sebagian besar hanya mengenal puasa sunnah hari Senin dan Kamis, hari Arafah, dan hari Asyura. Juga mereka lebih mengenal dan sering melakukan puasa sunnah bulan Rabiul Awal dan Rajab mulai dari tanggal satu, bahkan banyak yang sampai satu minggu. Padahal puasa pada bulan Sya’ban ini selalu dilakukan Rasulullah SAW.
Sebenarnya puasa sunnah Sya’ban ini sudah diperkenalkan kepada anak-anak melalui materi pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar, tapi kebiasaan masyarakat lebih berpengaruh kepada keberagamaan kita.

Rasulullah menyambut keutamaan bulan Sya’ban dengan melakukan puasa. Puasanya sebagaimana puasa bulan Ramadhan, hanya hukumnya sunnah. Tidak ada cara-cara tertentu atau hal-hal yang khusus dan tujuan tertentu dalam puasanya itu, seperti untuk pesugihan atau kedigdayaan.
Niatnya sebagai berikut:

نويت صوم شهر شعبان سنة لله تعالى

Nawaiitu soumma syahri Sya’ban sunnatalillahi ta’ala
“ Saya niat puasa bulan sya’ban , sunnah karena Allah ta’ala.”
Puasa sunnah Sya’ban ini senantiasa dilakukan Nabi SAW. Mengenai berapa lama beliau berpuasa, para ulama berbeda pendapat, karena beragam riwayat yang menjelaskan puasa Rasulullah SAW di bulan Sya’ban ini.
Pendapat para ulama tentang berapa hari puasa itu dilakukan Nabi SAW cukup beragam :
1. Puasa Sya’ban sebulan penuh
Beberapa riwayat menjelaskan bahwa pada bulan Sya’ban beliau berpuasa sebulan penuh, sehingga menyambung puasanya itu dengan puasa Ramadhan. Riwayat yang menjelaskan hal ini di antaranya adalah :
Dari Abu Salamah , bahwa Aisyah telah memberitahunya, ”Rasulullah tidak pernah berpuasa pada suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban, sesungguhnya beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh…” (HR Bukhari ).
2. Puasa sebanyak mungkin, tapi kurang dari sebulan
Rasulullah SAW diriwayatkan tidak puasa sebulan penuh, tapi kurang beberapa hari. Hal ini dijelaskan dalam riwayat shahih berikut:
Abu Salamah berkata,”Aku telah bertanya kepada Aisyah tentang puasa Rasulullah. Ia menjawab,’Rasulullah terus berpuasa hingga kami menyatakan bahwa beliau puasa terus menerus. Dan terkadang beliau terus berbuka (tidak puasa) hingga kami menyatakan bahwa beliau terus berbuka (tidak puasa). Dan aku tidak melihat Rasulullah berpuasa dalam suatu bulan melebihi puasanya di bulan Sya’ban. Beliau puasa pada seluruh bulan Sya’ban, dan beliau puasa bulan Sya’ban keseluruhan kecuali sedikit.” (HR. Muslim).
Dari hadits di atas dapat kita pahami bahwa beliau terus berpuasa dan di akhir hadits itu dinyatakan tidak sepenuhnya selama sebulan. Entah kurang sehari, dua atau tiga hari. Tapi jelas tidak sebulan penuh.
3. Puasa sampai pertengahan bulan
Di samping hadits-hadits di atas ada juga riwayat yang menyatakan bahwa beliau melarang puasa sunnah bila telah memasuki petengahan bulan.
Abu Hurairah berkata,”Rasulullah bersabda,’Tidak ada puasa (sunnah) setelah pertengahan bulan Sya’ban sampai datang bulan Ramadhan.’” (HR Ibnu Hibban ).
4. Puasa satu atau dua hari saja
Imran bin Hushain berkata,”Rasulullah pernah bertanya kepada seorang laki-laki,’Apakah kamu telah puasa di penghujung bulan Sya’ban ini?’ Ia menjawab,’Tidak’. Sebelum datangnya Ramadhan, maka puasalah sehari atau dua hari.” (HR Muslim).
Hadits tersebut , kata Imam al-Qurthubi, merupakan pembiasaan kebaikan dari Rasulullah agar tidak terputus. Dan itu merupakan anjuran untuk orang yang mukallaf agar tidak melewatkan puasa sunnah Sya’ban begitu saja. Ketika ada shahabatnya yang tidak puasa, beliau menganjurkan puasa barang sehari atau dua hari. Karena hal itu tidak terlepas dari keutamaan puasa bulan Sya’ban yang begitu besar, sayang kalau dilewatkan.
Kalau kita perhatikan hadits-hadits di atas, bisa disimpulkan bahwa puasa di bulan Sya’ban ini hukumnya sunnah. Apabila kita mau mengikuti sunnah Rasulullah untuk berpuasa pada bulan ini, maka berpuasalah sebulan penuh, sebulan kurang, atau puasa beberapa hari saja. Dan usahakan jangan sampai terlewatkan bulan Sya’ban ini begitu saja.











Sunnah fasting in Sha'ban is less familiar to our Muslim community. Most only know the sunnah fasting Mondays and Thursdays, the day of 'Arafah, and the day of Ashura. Also they are more familiar and frequent sunnah fasting month of Rajab Rabiul Awal and starting from one, and many were up to one week. Though fasting in the month of Sha'ban is always carried the Prophet Muhammad.
Actually fasting is sunna Sha'ban was introduced to the children through the subject matter of Islamic Education in Primary Schools, but the habits of the more influential to our diversity.
Prophet welcomed by virtue of fasting the month of Sha'ban. Fasting, as fasting month of Ramadan, just legal sunnah. There is no certain way or anything special and specific purpose in fasting, as to pesugihan or superiority.
His intention as follows:
نويت صوم شهر شعبان سنة لله تعالى
Nawaiitu soumma Syahri sunnatalillahi ta'ala Sha'ban
"I intend to fast the month of Sha'ban, the Sunnah because of the Almighty."
Fasting Sha'ban is always done sunnah of the Prophet. Regarding how long he fasted, the scholars differ, as diverse history that describes the Prophet fasting in the month of Sha'ban is.
The opinions of the scholars about how many days of fasting that the Prophet SAW is quite diverse:
1. Fasting Sha'ban month
Some history explains that he was fasting in Sha'ban month, thus connecting it with the fast of Ramadan fasting. History that explains this include:
From Abu Salamah, that Ayesha had told him, "The Prophet never fasted in a month which is more than the month of Sha'ban, in fact he fasted Rajab month ..." (Bukhari).
2. Fasting as much as possible, but less than a month
Prophet Muhammad is reported to not fasting month, but less than a few days. It is described in saheeh following:
Abu Salamah said, "I have asked Aisha about the Prophet fasting. He replied, 'Messenger of Allah continued to fast until we said that he was fasting continuously. And sometimes he kept breaking (not fasting) till we said that he kept breaking (not fasting). And I did not see the Prophet fasting in a month more than fasting in the month of Sha'ban. He fasting throughout the month of Sha'ban, and his fasting the whole month of Sha'ban except a little. "(Narrated by Muslim).
From the above hadith we can see that he kept fasting and at the end of the hadith was declared fully for a month. Either less a day, two or three days. But definitely not a full month.
3. Fasting until mid
In addition to the above hadeeth there is also a history of the state that he forbade fasting Sunnah when it entered petengahan months.
Abu Huraira said, "The Messenger of Allah said, 'No fasting (sunnah) after mid-Sha'ban up coming month of Ramadan.'" (Reported by Ibn Hibban).
4. Fasting one or two days only
Imran bin Hushain said, "The Prophet once asked a man, 'Do you have at the end of the fasting month of Sha'ban is this?' He replied, 'No'. Before the advent of Ramadan, the puasalah day or two. "(Muslim).
Hadith, Imam al-Qurtubi said, is the kindness of the Prophet that habituation is not broken. And it is recommended for people that do not pass mukallaf sunnah fasting Sha'baan granted. When there are companions who do not fast, he recommends fasting for a day or two days. Because it is inseparable from the virtues of fasting in Sha'baan is so great, unfortunately that is passed.
If we look at the hadiths above, we can conclude that fasting in the month of Sha'ban is legal Sunnah. If we want to follow the Sunnah of the Prophet to fast this month, then fasted a whole month, a month less, or fasting a few days. And try not to be missed month of Sha'ban is granted.

No comments:

Post a Comment