Monday, 12 November 2012

Hukum memajang Foto di rumah (Law displaying photos at home)

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dalam berbagai hadits dilarang bagi kita untuk memajang gambar makhluk bernyawa. Gambar yang terlarang dibawa ini adalah gambar manusia atau hewan, bukan gambar batu, pohon dan gambar lainnya yang tidak memiliki ruh. Jika gambar tersebut memiliki kepala, maka diperintahkan untuk dihapus. Karena kepala itu adalah intinya sehingga gambar itu bisa dikatakan memiliki ruh atau nyawa. Agar lebih jelas perhatikan terlebih dahulu hadits-hadits yang menerangkan hal tersebut. Hanya Allah yang beri taufik.

Keterangan dari Berbagai Hadits
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ
Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya (yaitu gambar makhluk hidup bernyawa)” (HR. Bukhari 3224 dan Muslim no. 2106)
Hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu dia berkata,

نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. Tirmizi no. 1749 dan beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih)
Hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya,
أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pula kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969) Dalam riwayat An-Nasai,
وَلَا صُورَةً فِي بَيْتٍ إِلَّا طَمَسْتَهَا
“Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.” (HR. An Nasai no. 2031. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dia berkata,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ يَعْنِي الْكَعْبَةَ لَمْ يَدْخُلْ وَأَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ مَا اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismailalaihimas ssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad  1/365. Kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari dan periwayatnya tsiqoh, termasuk perowi Bukhari Muslim selain ‘Ikrimah yang hanya menjadi periwayat Bukhari)
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُشَبِّهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 2107 dan ini adalah lafazh Muslim). Dalam riwayat Muslim,
أَنَّهَا نَصَبَتْ سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَنَزَعَهُ ، قَالَتْ : فَقَطَعْتُهُ وِسَادَتَيْنِ
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”
Dari Ali radhiyallahu anhu, dia berkata,
صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَدَخَلَ فَرَأَى سِتْرًا فِيهِ تَصَاوِيرُ فَخَرَجَ . وَقَالَ : إِنَّ الْمَلائِكَةَ لا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5351. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata,
اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : « ادْخُلْ » . فَقَالَ : « كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ
“Jibril alaihis salam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, “Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.”(HR. An-Nasai no. 5365. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Pelajaran:
Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, menunjukkan bahwa yang dimaksud gambar yang terlarang dipajang adalah gambar makhluk bernyawa (yang memiliki ruh) yaitu manusia dan hewan, tidak termasuk tumbuhan. Sisi pendalilannya bahwa Jibril menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.
Dalam hadits lain, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اَلصُّوْرَةٌ الرَّأْسُ ، فَإِذَا قُطِعَ فَلاَ صُوْرَةٌ
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak lagi disebut gambar.” (HR. Al-Baihaqi 7/270. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 1921)

Menghapus Gambar Makhluk Bernyawa

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Bisakah engkau jelaskan mengenai jenis gambar yang mesti dihapus?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Gambar yang mesti dihapus adalah setiap gambar manusia atau hewan. Yang wajib dihapus adalah wajahnya saja. Jadi cukup menghapus wajahnya walaupun badannya masih tersisa. Sedangkan gambar pohon, batu, gunung, matahari, bulan dan bintang, maka ini gambar yang tidak mengapa dan tidak wajib dihapus. Adapun untuk gambar mata saja atau wajah saja (tanpa ada panca indera, pen), maka ini tidaklah mengapa, karena seperti itu bukanlah gambar dan hanya bagian dari gambar, bukan gambar secara hakiki.” (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 35)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam kesempatan yang lain bahwa gambar makhluk bernyawa boleh dibawa jika darurat. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ditanya, “Dalam majelis sebelumnya, engkau katakan bahwa boleh membawa gambar dengan alasan darurat. Mohon dijelaskan apa yang jadi kaedah dikatakan darurat?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Darurat yang dimaksud adalah semisal gambar yang ada pada mata uang atau memang gambar tersebut adalah gambar ikutan yang tidak bisa tidak harus turut serta dibawa atau keringanan dalam qiyadah (pimpinan). Ini adalah di antara kondisi darurat yang dibolehkan. Orang pun tidak punya keinginan khusus dengan gambar-gambar tersebut dan di hatinya pun tidak maksud mengagungkan gambar itu. Bahkan gambar raja yang ada di mata uang, tidak seorang pun yang punya maksud mengagungkan gambar itu.” (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 33)

Penjelasan hukum dalam tulisan di atas semata-mata berdasarkan dalil dari sabda Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan atas dasar logika semata. Semoga Allah menganugerahkan sifat takwa sehingga bisa menjauhi setiap larangan dan mudah dalam melakukan kebaikan. Wallahu waliyyut taufiq.





























Praise be to Allah, the Lord of the worlds. Prayers and peace to our Prophet Muhammad, his family and companions.
In various hadith forbidden for us to display the image animate beings. The picture was taken illicit human or animal images, instead of drawing rocks, trees and other images that do not have a soul. If the picture has a head, then ordered to be removed. Because it is essentially the head so that the picture can be said to have a spirit or soul. To be more explicit notice first hadiths that explain it. Only God give Taufik.

Information from Various Hadith [1]
In the hadith Agreed alaih stated that the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said,
إن الملائكة لا تدخل بيتا فيه صورة

"The angels will not enter a house in which there are images (ie images animate beings)" (Narrated by Bukhari 3224 and Muslim no. 2106)
Hadith Jabir radi 'anhu he said,
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الصور في البيت ونهى أن يصنع ذلك

"Prophet sallallaahu alaihi wasallam prohibiting pictures inside the house, and he forbade to make pictures." (Narrated by al-Tirmidhi no. 1749, and he said that this hadith is hasan saheeh)
Hadeeth of 'Ali ibn Abi Talib radi anhu that the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam said to him,
أن لا تدع تمثالا إلا طمسته ولا قبرا مشرفا إلا سويته
"Do not let anyone except you delete the picture nor an elevated grave except you flatten it." (Narrated by Muslim no. 969) in the history of An-Nasai,
ولا صورة في بيت إلا طمستها
"Nor is the picture in the house unless you're clear." (Narrated by An Nasai no. 2031. Shaykh Al-Albani said that this hadeeth saheeh)
From Ibn Abbas radi 'anhuma he said,
أن النبي صلى الله عليه وسلم لما رأى الصور في البيت يعني الكعبة لم يدخل وأمر بها فمحيت ورأى إبراهيم وإسماعيل عليهما السلام بأيديهما الأزلام فقال قاتلهم الله والله ما استقسما بالأزلام قط
"That when the Prophet saw pictures on the (wall) the Kaaba, he does not enter into it, and he ordered that all the images were deleted. He saw the picture of Prophet Ibrahim and Ismail 'alaihimas ssalam was holding an arrow (for raffle fate), then he said, "May Allah destroy them, for the sake of Allah they never gambled the fate of the arrow though. "(Narrated by Ahmad 1/365. Said Shoaib Shaikh Al Arnauth that this hadeeth saheeh isnaad appropriate terms and narrators tsiqoh Bukhari, including Bukhari, Muslim perowi than 'Ikrimah that only become narrators Bukhari)

'Aisha radi' anha said, the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam entered my home while I just closed my house with the curtains were pictures of him. When he saw it, he changed the face (angry) then pulled the curtain pull off. Then he said,
إن من أشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يشبهون بخلق الله
"Verily the most serious human torment on the Day of Judgment are those who equate God's creatures." (Narrated by Bukhari no. 5954 and Muslim no. Lafazh 2107 and this is Muslim). In Muslim history,
أنها نصبت سترا فيه تصاوير فدخل رسول الله صلى الله عليه وسلم فنزعه, قالت: فقطعته وسادتين
"She (Ayesha) put up curtains were pictures of him, the Prophet came in and pulled it out. He said, "So I cut the curtain and then I made two pillows from him."
From Ali radi anhu, he said,
صنعت طعاما فدعوت النبي صلى الله عليه وسلم فجاء فدخل فرأى سترا فيه تصاوير فخرج. وقال: إن الملائكة لا تدخل بيتا فيه تصاوير
"I make food and invite the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam to come. When he came in and went into the house, he saw a picture of the curtain, then he quickly came out as he said, "Behold, the angels will not enter the house in which there are pictures." (Narrated by An-Nasai no. 5351. Shaykh Al-Albani said that this hadeeth saheeh)
From Abu Hurayrah radi 'anhu he said,
استأذن جبريل عليه السلام على النبي صلى الله عليه وسلم فقال: «ادخل». فقال: «كيف أدخل وفي بيتك ستر فيه تصاوير فإما أن تقطع رؤوسها أو تجعل بساطا يوطأ فإنا معشر الملائكة لا ندخل بيتا فيه تصاوير
'Gabriel' alaihis salam to the Prophet asking permission the Prophet said, "Come." And He replied, "How do I want to go while in the house there was a curtain with a picture. We recommend that you remove the head-head or you use it as a base lie, because we were the angels do not enter a house in which there are pictures. "(Narrated by An-Nasai no. 5365. Shaykh Al-Albani said that this hadeeth saheeh )

Lesson:
Hadeeth of Abu Hurayrah radi 'anhu, above, shows that the image is displayed is forbidden images animate beings (who had a soul) that humans and animals, excluding plants. Pendalilannya side that Gabriel suggested that the head of the image is removed, then he will go into the house. This suggests the ban only applies to animate images as images of people without a head can not be said to animate anymore.
In another hadith, the Prophet sallallaahu alaihi wa sallam said,
الصورة الرأس, فإذا قطع فلا صورة
"That picture is the head, if the head is removed it is no longer called a picture." (Narrated by al-Bayhaqi 7/270. Shaykh Al Albani said this hadeeth saheeh in Genealogy As Ash shohihah no. 1921)

Deleting Images Animate Beings
Sholeh Shaykh Muhammad ibn Al 'Uthaymeen rahimahullah was asked, "Can you describe the type of images that must be removed?"
Shaykh rahimahullah said, "The picture that must be removed are any pictures of humans or animals. That must be removed are his alone. So simply remove the face although his remains. While the pictures of trees, rocks, mountains, sun, moon and stars, then this picture is not why and not be eliminated. As for drawing eye or face alone (without any senses, pen), then this is not why, because as it is not only part of the picture and image, not the image is essential. "(Liqo 'Al Bab Al Maftuh, tape no. 35)
Sholeh Shaykh Muhammad ibn Al 'Uthaymeen rahimahullah explains in another opportunity that should animate the image being taken if an emergency. Shaykh Ibn 'Uthaymeen was asked, "In the previous assembly, you said that could take a picture with an emergency. Please explain what is so kaedah said emergency? "
Shaykh rahimahullah said, "Emergency in question is such that there is an image on the currency or indeed the image is an image that can not follow do not have to take part in the relief brought or leadership committee (leadership). These are among the emergencies are allowed. People did not have a particular desire with the drawings and in his heart did not mean glorifying picture. Even the king's image in the eyes of money, no one has the intention magnify the picture. "(Liqo 'Al Bab Al Maftuh, tape no. 33)

Explanation in the text above the law based solely on the arguments of our Prophet Muhammad sallallaahu 'alaihi wa sallam, and not on the basis of pure logic. May Allah bestow piety properties so they can steer clear of any restrictions and is easy to do good. Wallahu waliyyut taufiq.


No comments:

Post a Comment