Saturday 10 November 2012

Kisah Nabi Luth (the history of Luth)


Nabi Luth ‘alaihis salam berhijrah bersama pamannya Nabi Ibrahim ‘alaihis salam menuju Mesir. Keduanya tinggal di sana beberapa lama, lalu kembali ke Palestina. Di tengah perjalanan menuju Palestina, Nabi Luth meminta izin kepada pamannya Nabi Ibrahim ‘alaihis salam untuk pergi menuju negeri Sadum (di dekat laut mati di Yordan) karena Allah telah memilihnya sebagai Nabi-Nya dan Rasul-Nya yang diutus kepada negeri tersebut, maka Nabi Ibrahim mengizinkannya dan Nabi Luth pun pergi ke Sadum serta menikah di sana.
Ketika itu, akhlak penduduknya sangat buruk sekali, mereka tidak menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan tidak malu berbuat kemungkaran, berkhianat kepada kawan dan melakukan penyamunan. Di samping itu, mereka mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelumnya di alam semesta. Mereka mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwatnya; meninggalkan wanita. Saat itu, Nabi Luth ‘alaihis salam mengajak penduduk Sadum untuk beriman dan meninggalkan perbuatan keji itu. Beliau berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”– Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.–Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia,– Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (Terj. Asy Syu’ara: 160-161)

Tetapi kaum Luth tidak peduli dengan seruan itu, bahkan bersikap sombong terhadapnya serta mencemoohkannya. Meskipun begitu, Nabi Luth ‘alaihis salam tidak putus asa terhadapnya, ia tetap bersabar mendakwahi kaumnya; mengajak mereka dengan bijaksana dan sopan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, ia melarang dan memperingatkan mereka dari melakukan perbuatan munkar dan keji. Akan tetapi, kaumnya tidak ada yang beriman kepadanya, dan mereka lebih memilih kesesatan dan kemaksiatan, bahkan mereka berkata kepadanya dengan hati mereka yang kasar, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (Terj. Al ‘Ankabbut: 29)
Mereka juga mengancam Nabi Luth ‘alaihis salam dengan akan mengusirnya dari kampung mereka karena memang ia adalah orang asing, maka Luth pun marah terhadap sikap kaumnya; ia dan keluarganya yang beriman pun menjauhi mereka selain istrinya. Istrinya lebih memilih kafir dan ikut bersama kaumnya serta membantu kaumnya mengucilkannya dan mengolok-oloknya. Terhadap istrinya ini, Allah Subhaanahu wa Ta’ala membuatkan perumpamaan, “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).” (Terj. At Tahrim: 10)
Pengkhianatan istri Nabi Luth kepada suaminya adalah dengan kekafirannya dan tidak beriman kepada Allah Subhnaahu wa Ta’ala.
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengutus tiga orang malaikat dalam bentuk manusia yang rupawan, lalu mereka mampir dulu menemui Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengira bahwa mereka adalah manusia, maka Nabi Ibrahim segera bangkit dan menyembelih untuk mereka seekor anak sapi yang gemuk, tetapi mereka tidak mau makan. Para malaikat juga memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan mengaruniakan kepadanya anak dari istrinya, yaitu Sarah bernama Ishaq ‘alaihis salam. Para malaikat kemudian memberitahukan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, bahwa mereka akan berangkat menuju negeri Sadum untuk mengazab penduduknya karena kekafiran dan kemaksiatan mereka. Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memberitahukan, bahwa di sana terdapat Luth, maka para malaikat pun menenangkannya dengan memberitahukan, bahwa Allah akan menyelamatkan dia dan keluarganya selain istrinya yang kafir.
Para malaikat pun keluar dari rumah Ibrahim dan pergi menuju negeri Sadum, hingga mereka sampai di rumah Luth dan mereka datang sebagai para pemuda yang tampan. Saat Nabi Luth ‘alaihis salam melihat mereka, maka Nabi Luth mengkhawatirkan keadaan mereka, dan tidak ada yang mengetahui kedatangan mereka selain istri Nabi Luth, hingga akhirnya istrinya keluar dari rumahnya dan memberitahukan kaumnya tentang kedatangan tamu-tamu Nabi Luth yang rupawan. Maka kaumnya pun datang dengan bergegas menuju rumah Nabi Luth dengan maksud untuk melakukan perbuatan keji dengan para tamunya itu. Mereka berkumpul sambil berdesakan di dekat pintu rumahnya sambil memanggil Nabi Luth dengan suara keras meminta Nabi Luth mengeluarkan tamu-tamunya itu kepada mereka. Masing-masing dari mereka berharap dapat bersenang-senang dan menyalurkan syahwatnya kepada tamu-tamunya itu, lalu Nabi Luth menghalangi mereka masuk ke rumahnya dan menghalangi mereka dari mengganggu para tamunya, ia berkata kepada mereka,“Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu membuatku malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (Terj. Al Hijr: 68-69)
Nabi Luth juga mengingatkan mereka, bahwa Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah menciptakan wanita untuk mereka agar mereka dapat menyalurkan syahwatnya, akan tetapi kaum Luth tetap ingin masuk ke rumahnya. Ketika itu, Nabi Luth ‘alaihis salam tidak mendapati seorang yang berakal dari kalangan mereka yang dapat menerangkan kesalahan mereka dan akhirnya Nabi Luth merasakan kelemahan menghadapi mereka sambil berkata, ““Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (Terj. Huud: 80)
Saat itulah, para tamu Nabi Luth memberitahukan siapa mereka kepada Nabi Luth, dan bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk menimpakan azab kepada kaumnya yang fasik itu. Tidak berapa lama, kaum Luth mendobrak pintu rumahnya dan menemui para malaikat itu, lalu salah seorang malaikat membuat buta mata mereka dan mereka kembali dalam keadaan sempoyongan di antara dinding-dinding rumah. Kemudian para malaikat meminta Nabi Luth untuk pergi bersama keluarganya pada malam hari, karena azab akan menimpa mereka di pagi hari. Mereka juga menasihatinya agar ia dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, agar tidak menimpa mereka.
Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihis salam dan keluarganya pergi meninggalkan negeri Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba waktu Subuh, maka Allah mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang menimpa negeri itu. Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras, seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara bertubi-tubi. Allah Ta’ala berfirman, “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (Terj. Huud: 82-83)
Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya selain istrinya dengan rahmat dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, karena mereka menjaga pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya. Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian dan kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran bagi generasi yang datang setelahnya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.” (Terj. Adz Dzaariyat: 37)
Kisah-kisah Nabi Luth dapat dilihat di beberapa tempat dalam Al Qur’an, di antaranya: QS. Al A’raaf: 80-84, QS. Hud: 69-83, QS. Al Hijr: 51-77, QS. Asy Syu’araa’: 160-175, QS. An Naml: 54-58, QS. Al ‘Ankabut: 28-35, QS. Ash Shaaffaat: 133-138,  QS. Adz Dzaariyat: 31-37, dan QS. Al Qamar: 33-40.












The history of Luth
Prophet Lut 'alaihis salam emigrated with his uncle Ibrahim alaihis salam to Egypt. Both lived there for some time, then returned to Palestine. On the way to Palestine, Prophet Lut asked permission of his uncle Ibrahim alaihis salam to go into the land Sadum (near the Dead Sea in Jordan) because God had chosen him as His Prophet and His Messenger who is sent to the country, the Prophet Ibrahim and Prophet Lut was allowed to go to Sadum and married there.

At that time, the people are very bad character at all, they do not keep themselves from immoral acts and do not shy munkar, defected to friends and doing robbery. In addition, they do abominable deeds that have been done by the previous one in the universe. They went to the man to release syahwatnya; leave her. At that time, the Prophet Lut 'alaihis salam Sadum invites residents to believe and leave the heinous act. He said to them, "Why do you not fear Allah?" - Actually I was a belief Apostle (one sent) to you,-So fear Allah and obey kepadaku.-And I never asked for any wage for it: my reward is only from the Lord semeta alam.-Why did you come to the kind of men among men, - And you leave the wives your Lord made by you, even you are the transgressors. "(Tr. Asy Syu'ara : 160-161)

But the people of Lut not concerned with the appeal, even smug about it and make fun of. Even so, the Prophet Lut 'alaihis salam not discouraged him, he remains patient mendakwahi his people; take them with thoughtful and polite Subhaanahu Almighty Allah, he banned and warned them from committing evil and vile. However, none of his people who believe in him, and they prefer heresy and immorality, even those said to him with their hearts were rough, "Bring us the Wrath of Allah if thou tellest the truth." (Tr. Al ' Ankabbut: 29)

They also threatened the Prophet Lut 'alaihis salam to be rid of their hometown because he is a foreigner, then Lut was angry about the attitude of his people, and he and his family were away from their faith other than his wife. His wife prefers infidels and joined with his family and help his people exiling him and mocked him. Against his wife, Allah Almighty made Subhaanahu parable, "God gave Noah's wife and Lot's wife as a metaphor for infidels. both were under the supervision of two members of his pious among our slaves: and the second wife of her husband's betrayal (respectively), so that her husband can not help them one bit from the (punishment of) Allah, and say (to them ), "Go into the Jahannam with those who enter (jahannam)." (Tr. At Tahrim: 10)

Betrayal of Prophet Lut's wife to her husband is with disbelief and believe not in Allah wa Ta'ala Subhnaahu.

Then Allah Almighty Subhaanahu sent three angels in human form as beautiful, and they stopped the Prophet Ibrahim 'alaihis salam. Prophet Ibrahim 'alaihis salam think that they are human, then Prophet Ibrahim immediately got up and slaughtered for their calf fat, but they do not want to eat. The angels also gave good news to Abraham, that God Subhaanahu wa Ta'ala will give him a son of his wife, which she named Ishaq 'alaihis salam. The angel then told Ibrahim alaihis salam, that they would leave for the country Sadum to punish people because of their unbelief and disobedience. Then the Prophet Ibrahim 'alaihis salam told, that there exists Luth, then the angels comforting to tell, that God would save him and his family except his wife who disbelieve.

The angels came out of the house and go into the land of Abraham Sadum, until they got home Luth and they come as a handsome youth. When Prophet Lut 'alaihis salam see them, the Prophet Lut worrying them, and no one knows of their arrival wife of Prophet Lut apart, until finally his wife out of his house and told his family about the coming of Prophet Lut guests were beautiful. So his people came to the Prophet Lut hurried home with the intent to commit indecency with his guest. They gathered near the door as he crammed his house, calling Prophet Lut loudly asked the Prophet Lut issued his guests to them. Each of them hope to have fun and deliver syahwatnya to his guests, and then the Prophet Lut blocking their entry into the house and prevents them from interrupting his guests, he said unto them, "Verily, they are my guests; so do not make me shame-and fear Allah and do not make me humiliated. "(Tr. Al Hijr: 68-69)

Prophet Lut also reminded them that Allah Almighty has created Subhanaahu women to them so that they can channel syahwatnya, but the people of Lut still wanted to get into his house. At that time, the Prophet Lut 'alaihis salam not find a sensible from among those who can explain their mistakes and finally the Prophet Lut felt weak against them, saying, "' I wish I had the power (to reject) or if I can take refuge in the family strong (of course I did). "(Tr. Huud: 80)

At that moment, the Prophet Lut tell who are they to the Prophet Lut, and that they are not human but an angel who came to inflict punishment upon his people are wicked. Not long ago, the people of Lut break down the door and meet the angels, and one of his angels blinded their eyes and they can regain staggered in between the walls of the house. Then the angels asked the Prophet Lut to go with their families at night, because the punishment will befall them in the morning. They also advised that he and his family did not look back when Wrath was down, so as not to overwrite them.

At night, the Prophet Lut 'alaihis salam and his family leave the country Sadum. After they walked away, and it is time for Fajr, then God sends them a painful doom that befell the country. At that time, the country was shaken by a violent shock, an angel pull out of the country by the end of the wings and lifted into the sky, then turned the land; into the top of the bottom and the bottom to the top, then they are bombarded with a hot stone in the repeated insistently. Allah Ta'ala says, "So when Our command came, We made the country the people of Lut is that in top-down (our turn), and We rained them with stones of baked clay with a barrage,-Who are marked by the Lord , and torture is not far away from the people who do wrong. "(Tr. Huud: 82-83)

Allah Almighty saved Subhaanahu Prophet Lut and his family besides his wife by the grace of Allah Almighty Subhaanahu, because they keep the message, grateful for the blessings of God and worship Him. So the Prophet Lut and his family to be exemplary both in terms of purity and hygiene, while his people become bad examples and lessons for the generations that come after. Subhaanahu Allah wa Ta'ala says,

"And we leave a mark on the country for those who fear the painful punishment." (Tr. Adz Dzaariyat: 37)

Stories of Prophet Lut can be seen in several places in the Qur'an, including: QS. Al A'raf: 80-84, QS. Hud: 69-83, QS. Al Hijr: 51-77, QS. Ash Syu'araa ': 160-175, QS. An Naml: 54-58, QS. Al 'Ankabut: 28-35, QS. Ash Shaaffaat: 133-138, QS. Adz Dzaariyat: 31-37, and QS. Al Qamar: 33-40.

No comments:

Post a Comment