Friday 9 November 2012

Kisah Nabi Ya'qub (the history of Ya'qub Prophet)

Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ia adalah saudara kembar dari putera Ishaq yang kedua bernama Ishu.

Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.

Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yang timbul dari rasa dengki dan irihati, bahkan ia selalu diancam maka datanglah Ya'qub kepada ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Ia berkata mengeluh : " Wahai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kepadaku, bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku mendendam dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, sehinggakan menjadihubungan persaudaraan kami ber dua renggang dan tegang tidak ada saling cinta mencintai saling sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah memberkahi dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan . Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak didalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang mencemas dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku fikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.

Berkata si ayah, Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yang makin hari makin meruncing:" Wahai anakku, karena usiaku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok raut mukaku sudah kisut berkerut dan aku sudak berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khuatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut fikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan A'raam di daerah Irak, di mana bermukin bapa saudaramu saudara ibumu Laban bin Batu;il. Engkau dapat mengharap dikahwinkan kepada salah seorang puterinya dan dengan demikian menjadi kuatlah kedudukan sosialmu disegani dan dihormati orang karena karena kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa drpku semoga Allah memberkahi perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram.

Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati si anak. Ya'qub melihat dalam anjuran ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, apalagi dengan mengikuti saranan itu ia akan dapat bertemu dengan bapa saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya .Ia segera berkemas-kemas membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia meminta kepada ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah. 

Nabi Ya'qub Tiba di Irak

Dengan melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas mataharinya yang terik dan angi samumnya {panas} yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke Fadan A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu , ia sesekali berhenti beristirehat bila merasa letih dan lesu .Dan dalam salah satu tempat perhentiannya ia berhenti karena sudah sgt letihnya tertidur dibawah teduhan sebuah batu karang yang besar .Dalam tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi bahwa ia dikurniakan rezeki luas, penghidupan yang aman damai, keluarga dan anak cucuc yang soleh dan bakti serta kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahawa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuia dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya. Dengan diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih yang ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperolehi tanaga baru dan bertambahlah semangatnya untuk secepat mungkin tiba di tempat yang di tuju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.

Tiba pada akhirnya Ya'qub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota berhilir mundir mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing.
Sesampainya disalah satu persimpangan jalan ia berhenti sebentar bertanya salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub:"Kebetulan sekali, itulah dia puterinya Laban yang akan dapat membawamu ke rumah ayahnya, ia bernama Rahil.

Dengan ahti yang berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri yang ayu itu dan cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya ,ia mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Ibunya yang bernama Rifqah adalah saudara kandung dair ayah si gadis itu. Selanjutnya ia menerangkan kepada gadis itu bahwa ia datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan dengan tujuan hendak menemui Laban ,ayahnya untuk menyampaikan pesanan Ishaq, ayah Ya'qub kepada gadis itu. Maka dengan senang hati sikap yang ramah muka yang manis disilakan ya'qub mengikutinya berjalan menuju rumah Laban bapa saudaranya.

berpeluk-pelukanlah dengan mesranya si bapa saudara dengan anak saudara, menandakan kegembiraan masing-masing dengan pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan mengalirlah pada pipi masing-masing air mata yang dicucurkan oleh rasa terharu dan sukcita. Maka disapkanlah oleh Laban bin Batu'il tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya Ya'qub yang tidak berbeda dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri di mana ia dapat tinggal sesuka hatinya seperti di rumahnya sendiri.

Setelah selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban ,bapa saudaranya sebagai anggota keluarga disampaikan oleh Ya'qub kdp bapa saudranya pesanan Ishaq ayahnya, agar mereka berdua berbesan dengan mengahwinkannya kepada salah seorang dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban dan setuju akan mengahwinkan Laban dengan salah seorang puterinya, dengan syarat sebagai maskahwin, ia harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'qub menyetujuinya syarat-syarat yang dikemukakan oleh bapa saudaranya dan bekerjalah ia sebagai seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu.

Setelah mas tujuh tahun dilampaui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban ,ia menagih janji bapa saudaranya yang akan mengambilnya sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada ya'qub agar menyunting puterinya yang bernama Laiya sebagai isteri, namun anak saudaranya menghendaki Rahil adik dari Laiya, kerana lebih cantik dan lebih ayu dari Laiya yang ditawarkannya itu.Keinginan mana diutarakannya secara terus terang oleh Ya'qub kepada bapa saudaranya, yang juga dari pihak bapa saudaranya memahami dan mengerti isi hati anak saudaranya itu. Akan tetapi adat istiadat yang berlaku pada waktu itu tidak mengizinkan seorang adik melangkahi kakaknya kahwin lebih dahulu. karenanya sebagi jalan tengah agak tidak mengecewakan Ya'qub dan tidak pula melanggar peraturan yang berlaku, Laban menyarankan agar anak saudaranya Ya'qub menerima Laiya sebagai isteri pertama dan Rahil sebagai isteri kedua yang akan di sunting kelak setelah ia menjalani mas kerja tujuh tahun di dalam perusahaan penternakannya.

Ya'qub yang sangat hormat kepada bapa saudaranya dan merasa berhutang budi kepadanya yang telah menerimanya di rumah sebagai keluarga, melayannya dengan baik dan tidakdibeda-bedakan seolah-olah anak kandungnya sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan dilaksanakan dan kontrak untuk masa tujuh tahun kedua ditanda-tangani.
Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir dikahwinkanlah Ya'qub dengan Rahil gadis yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala ia masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlaku pada waktu tidak terlarang akan tetapi oleh syariat Muhammad s.a.w. hal semacam itu diharamkan.

Laban memberi hadiah kepada kedua puterinya iaitu kedua isteri ya'qub seorang hamba sahaya untuk menjadi pembantu rumahtangga mereka. Dan dari kedua isterinya serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil sedang yang lain dari Laiya. 

Kisah Nabi Ya'qub Di Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan lain-lain nabi. Bahn kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.


























The history of Ya'qub Prophet


The Prophet was the son of Prophet Ya'qub ibn Ishaq Ibrahim was his mother was the son of the brother of Abraham, named Rifqah bint A'zar. He is the twin brother of Isaac, the second son named Ishu.
Between these two twins are not harmonious and peaceful atmosphere and no put affection towards one another even Ishu vengeful malice and envy against his twin brother Jacob who is pampered and more cherished and loved by his mother. Their relations are tenuous and are not familiar it is getting worse and tense after known by Ishu that Ya'qublah raised by his mother when his father asked for the arrival of their children to be blessed and prayed, while he was not notified and therefore did not get a chance like Jacob obtained blessings and prayers of his father, Prophet Ishaq.


Noting that his brother being stiff and cold, and hear the words of sarcasm arising from malice and envy, even then he always threatened Jacob came to his father denounce the hostility. He said, complained: "O my father! Please, give thought to me, how should I deal with my sister Ishu who hates me and always vengeful spiteful sarcasm with words that hurt my heart, our brotherhood menjadihubungan sehinggakan air two tenuous and tense no love for each other love each other love-love. bless him angry because my father and I pray that I obtained the pious offspring, sustenance easy and prosperous life and luxury. He boasted two wives of tribal Kan'aan and threatened that her children of both wives were will be a tough competitor for my children in the search and livelihood and various other threats are worrying and suffocating me. Help dad gave me idea how I can solve this problem and deal with it in the family.



Said the father, Prophet Ishaq who was already annoyed careful look at the relationship between the two sons increasingly tapers: "O my son, because of my age who have advanced I can not mediate both ubanku you've covered the entire head, my body was bending my face was wrinkled sudak wrinkled and I was on the threshold of separation from you and leave this mortal world. I no thought if I hung age, Ishu unto thy brother disorders will increase and he will openly hostile to you, seek and you crash kebinasaanmu. he in his efforts hostile will get support and help and brothers-in-law were influential and authoritative in this country. then the best path for you, according to fikiranku, you must leave the country and emigrate to Fadan you A'raam in parts of Iraq, where dwelt the father Laban his mother's brother's son Batu; il. dikahwinkan You can expect to one of his daughters and thus become stronger your social standing as respected and revered as a stand-in-law standing in the eyes of society. Get thee over there to the accompaniment of prayers may God bless your journey drpku , cheap and easy to provide sustenance and life calm and serene.



Advice and suggestions dad got a place in the hearts of the children. Jacob saw in his recommendation that you want a way out of the crisis fraternal relations among them and Ishu, especially following the proposition that he would be able to meet with the father of his brother and his family members from his mother's side. He immediately wrap packing goods needed in the way and with a heart that was touched and tears flooded his eyes he asked his father and his mother when to leave the house.



Prophet Ya'qub Arrive in Iraq



Through the vast Saharan sand and the heat of the scorching sun and heat Angi samumnya {} which burns the skin, Jacob went on by himself, leading to Fadan A'ram where fathers brother Laban lived. In this long journey, he occasionally stops beristirehat when feeling tired and lethargic., And in one of the stops he stopped because it was sgt tired asleep under shade a large rock. In a deep sleep, he had a dream that he dikurniakan vast fortune , livelihoods are secure peace, family and children cucuc pious and devoted and a great and prosperous kingdom. Terbangunlah Jacob from his bed, rubbing his eyes turned to the right and to the left and that free Awake what he saw was a dream, but he believes that his dream will come true later on conformity with the prayer of his father who was still buzzing in his ears. With acquired the dream, she felt tired all caused by a lost way as if he obtained the new tanaga bertambahlah spirit as soon as possible to arrive at the destination and a place to meet relatives from his mother's side.



Jacob finally arrived at the gate of the city Fadan A'ram after days of day and night journey tedious seen nothing apart from the heavens above and sand below. What a relief to see her when she began to pet the animals roam over fields of grass, the birds flying in the air is bright and the city's residents berhilir mundir earn a living and live their purpose.

Arriving at one intersection she stopped to ask one of the residents at the home where it is her mother's brother Laban gentleness. Laban, a famous wealthy owner of a company of the largest farms in the city was not difficult for someone to find her address. Population ditanyanya immediately pointed toward a beautiful girl who was herding goats and said to Jacob: "What a coincidence, that's the daughter of Laban that he would be able to take you to the home of his father, he was named Rahil.


With a pounding Ahti, Jacob went over to the beautiful and gorgeous, then a voice falter as if there is something that binds his tongue, he introduced himself, that he was his own cousin. His mother named Rifqah are siblings dair the girl's father. Then he explained to her that he came to Fadam A'raam of Kan'aan with the goal of going to see Laban, his father to deliver orders Ishaq, Ya'qub to the girl's father. So happy to advance the friendly attitude of the sweet disilakan followed Jacob walked towards the house of Laban father brother.



pelukanlah with lovingly hugs the father with his brother's son, signifying excitement each with meeting unexpected and flows on each cheek tears shed by his compassionate and sukcita. So disapkanlah by Laban son Batu'il typical places and booths for children not unlike his brother Jacob places his own child where he can live as they please in their own homes.



After some time living in the house of Laban, the father of his brother as a family member delivered by KDP father Ya'qub Ishaq saudranya orders of his father, so that they both berbesan with mengahwinkannya to one of his daughters. The orders were received by Laban and Laban agreed to mengahwinkan with one daughter, provided as maskahwin, he should give its workforce in the company will penternakan mentuanya for seven years. Jacob agreed to the terms proposed by the father of his brother and work as an officer in the city's largest company penternakan Fadan A'raam it.



After seven years mas surpassed by Jacob as an employee within the company penternakan Laban, his father promises his brother bill that would take it as a child law. Laban offered to Jacob in order to edit daughter named Laiya as a wife, but the kid brother Rahil willed sister of Laiya, kerana prettier and more beautiful than it offers itu.Keinginan Laiya where he offers candidly by Jacob the father of his brother, who is also the father of his brother's heart to understand and appreciate his brother's child. But the customs prevailing at the time did not allow a younger sister stepped kahwin first. As with the middle ground therefore somewhat disappointing Jacob nor violate applicable laws, Laban suggested that his nephew Jacob received as wife Laiya Rahil as the first and second wives to be in edit later after he underwent mas seven years working in the penternakannya company.



Jacob was very respectful to my father, brother and feel indebted to him who had received at home as a family, and tidakdibeda melayannya well differentiated as if his own child, can do nothing but accept the father of his brother's backup. Perkahwinan implemented and a contract for a second seven-year period was signed.

Once the second seven-year period ending with Jacob dikahwinkanlah Rahil girl he loved and always remembered since their first meeting when he entered the city Fadan A'raam. Thus the Prophet Ya'qub a wife two sisters, brother and sister, for which according to Shari'a and regulations applicable at the time but it is not forbidden by the Shari'a Muhammad such a thing is forbidden.


Laban gave gifts to two daughters, namely the second wife of Jacob a slave to be their domestic workers. And from both his wife and two of his harem were Jacob dikurniai twelve children, Joseph and Benjamin antaraya mother Rahil was another of Laiya.



Inside story of Prophet Ya'qub Al-Quran



The story of Prophet Ya'qub not found in the Quran by itself, but it was mentioned in conjunction with the name Jacob Abraham, Joseph and other prophets. Bahn story is bersumberkan of tafseer and history books

No comments:

Post a Comment