Tuesday 6 November 2012

Kisah Nabi Nuh (the story of prophet Nuh)



NamaNuh bin Lamak
Garis KeturunanAdam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as ➪ Mutawasylah ➪ Lamak ➪ Nuh as
Usia950 tahun
Periode sejarah3993 - 3043 SM
Tempat diutus (lokasi)Selatan Irak
Jumlah keturunannya (anak)4 putra
Tempat wafatMekah al-Mukarramah
Sebutan kaumnyaKaum Nuh
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak43 kali

Dakwah Nabi Nuh
Allah berfirman, "Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan, Dan dia turunkan bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan, (QS. Al-Baqarah [2]: 213).
Ibnu Abbas meriwayatkan tentang penafsiran ayat ini. Dia berkata, "Jarak waktu antara Nabi Nuh dan Nabi Adam adalah sepuluh abad. Mereka semua membawa syariat dari Allah lalu berpecah belah. Allah lantas mengutus para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan," Namun, setelah setan menggoda kaum Nuh untuk menyembah selain Allah, maka meluaslah perilaku syirik dan penyembahan berhala di kalangan anak manusia. Allah berfirman, "Mereka berkata, "Jangan sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan ) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa, Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr,'"(QS. Nuh [71]:23).
Nabi Nuh dibesarkan di daerah Irak, di kalangan masyarakat yang kufur dan sesat. Allah kemudian mengutus Nuh dengan risalahnya guna mengeluarkan mereka dari lumpur kesesatan dan kegelapan pemikiran menuju jalan petunjuk dan cahaya yang terang. Beliau adalah rasul pertama yang diutus di bumi seperti yang disebutkan di dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim tentang hadits syafaat dari Nabi Muhammad.
Kesesatan kaum Nabi Nuh merupakan kesesatan Akidah pertama yang terjadi di muka bumi. Penyebabnya adalah seperti yang telah disebutkan Ibnu ath-Thabari, "Pada mulanya kaum yang berada antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah orang yang saleh. Mereka juga memiliki pengikut patuh. Namun, ketika para nabi dan orang-orang saleh meninggal, para pengikut tersebut berkata, 'Jika kita membuat gambar mereka, tentunya kita akan lebih gemar beribadah karena mengingat mereka.' Akhirnya, mereka membuat gambar para nabi dan orang-orang saleh tersebut".
Setelah pembuat gambar itu mati, datanglah kelompok lain yang telah dirasuki iblis seraya berkata, 'Mereka menyembah orang-orang saleh tersebut dan minta diturunkan hujan.'Lantas, setiap orang menyembah masing-masing berhala dan menjadikannya sembahan khusus. Setelah beberapa kurun, untuk lebih meyakinkan lagi, mereka pun menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patung-patung berjasad untuk disembah.
Kemudian mereka menyembahnya dengan beragam cara penyembahan. Hal seperti inilah yang kemudian tersebar pada banyak zaman ketika sejumlah pengikut seorang alim menggambar mereka. Mereka hanya akan merasa khusyu' jika menggambar sang guru dan meletakkan di hadapannya. Bahkan, mungkin saja setelah sang guru meninggal, mereka membuat patungnya dan meletakkan di hadapan mereka. Inilah awal dari bentuk penyembahan berhala dan patung.
Nabi Nuh telah menyeru umatnya ke jalan Allah selama 950 tahun. Allah berfirman, "Sesungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun," (QS. Al-'ankabut[29]:14 ).
Beliau telah berdakwah siang dan malam secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan; berdakwah tanpa merasa bosan dan penat, menghadapi tulinya telinga dan kerasnya hati mereka. Hanya sedikit sekali yang beriman, sebagian besar lainnya tetap ingkar. Allah lalu mewahyukan kepada beliau, "Diwahyukan kepada Nuh, 'Ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat," (QS. Hud [11]: 36).
Pada saat itulah, Nabi Nuh kemudian berdoa kepada Allah sabagaimana terekan dalam firman-Nya, "Nuh berkata, 'Ya Rabb, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi," (QS. Nuh [71]: 26).
Allah lantas memerintahkan Nuh untuk membuat kapal guna menyelamatkan diri dan kaumnya yang beriman dari banjir dahsyat, "Mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, 'Jika kalian mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek (kami). Maka kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan ditimpa adzhab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa adzhab yang kekal. 'Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, 'Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman. 'Ternyata orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit. Dan dia berkata, 'Naiklah kalian semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, 'Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir. 'Dia (anaknya) menjawab, 'Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah! '(Nuh) berkata, 'Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang.' Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, 'Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah,' Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan, dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang zhalim," (QS. Hud [11]: 38-44).
Demikianlah, badai topan menimpa kaum Nuh yang ingkar, sombong, dan berbuat kerusakan di muka bumi. Allah menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman saat kapal mereka berlabuh di atas Bukit Judi, di sebuah tempat yang dikenal dengan nama JaziraI Ibnu Umar. Saat ini, tempat tersebut merupakan bagian timur Turki (Gunung Arafat).
Penumpang kapal pun keluar dan menetap di sana untuk pertama kalinya setelah perpindahan baru ini, Prof. Mahmud Syakir mengungkapkan, "demikianlah terjadinya perpindahan tempat tinggal penduduk bumi untuk kedua kalinya dari selatan ar-Rafidin (Mesopotamia) ke berbagai daerah pegunungan di utara. Pertambahan penduduk pun terjadi untuk kedua kalinya di berbagai tempat". Dengan begitu, keturunan nabi Nuh dari anak-anaknya yang telah ikut serta dalam kapal semakin bertambah.
Sam dan keturunannya berangkat menuju barat daya ke arah jazirah Arab dan berpencar di sana. Ham dan keturunannya berangkat menuju selatan dan menetap di bagian selatan Irak setelah bumi kering dan mulai tampak subur kembali. Sebagian yang lain mengikuti langkah tersebut dan ada pula yang berpencar menuju tenggara ke arah India.
Sementara itu, yang lainnya menuju barat daya melewati Selat Bal el-Mandeb ke arah Afrika. Dari sana mereka menuju utara dan berbagai tempat lainnya. Yafits, anak Nabi Nuh yang ketiga berangkat bersama keturunannya ke arah timur dan ada juga yang menuju ke arah barat.

Kisah Banjir Dahsyat dalam Literatur Klasik dan Modern
Banjir dahsyat yang menimpa kaum Nabi Nuh merupakan hasil dari kekufuran mereka kepada Allah. Peristiwa ini merupakan peristiwa terdahsyat yang terjadi sepanjang sejarah dan peristiwa paling membekas dalam jiwa manusia. Allah berfirman, "(Telah kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka pelajaran bagi manusia. Dan kami telah sediakan bagi orang-orang zhalim adzhab yang sedih," (QS. Al-Furqan [25]: 37).
Dari sini, kita mengetahui bahwa peristiwa banjir dahsyat itu disebut dalam wahyu Allah secara rinci yang sudah pasti kebenarannya. Kejadian tersebut bahkan terus dikisahkan melalui khazanah peradaban mereka dari tahun ke tahun. Bangsa Sumeria merupakan pemilik tongkat estafet pertama dalam mencatat peristiwa tersebut. Kemudian salinannya dilanjutkan oleh bangsa-bangsa Akadia, Babylonia, dan Assyria.
Naskah asli peristiwa ini berbahasa Sumeria. Dr. Ahmad Sausah, dalam bukunya, Tarikh wa Hadharah Wadi ar-Rafidin menukis kembali ringkasan naskah tersebut sebagai berikut.
"Para Dewalah yang telah menjadikan banjir ini. Semua ini akibat dosa, kesalahan, dan rusaknya perbuatan manusia. Para dewa pun segera menghapus keberadaan manusia dari muka bumi ini dengan mengirimkan banjir yang amat dahsyat."
Disebutkan pula bahwa peristiwa tersebut terjadi di Irak Selatan pada ahir milenium ke 3 SM.
Penelitian terhadap bahtera Nabi Nuh telah disebutkan di dalam majalah an-Nur al Islamiyyah seperti yang diungkapkan Mahmud Mushtafa. Setelah 6 tahun meneliti, para ahli baru berhasil menemukan bahtera Nabi Nuh yang disebutkan dalam al-Qur'an, tepatnya di daerah perbatasan Turki dan Iran. Hal ini sesuai dengan pernyataan ketua tim penelitian tersebut. Pemerintah Turki-pun merasa puas dengan hasil penelitian itu setelah bertahun-tahun para peneliti mengalami penolakan yang keras. Pemerintah lantas menjadikan tempat tersebut sebagai situs sejarah dalam bidang kepurbakalaan dan menyetujui diadakan proses penggalian di sana pada tahun 1414 H.
Belum lama ini, di satu lokasi yang dieksplorasi ditemukan kandungan material yang menyerupai perahu tertimbun. Ukuran perahu tersebut lebih luas daripada perahu Queen Mary. Panjangnya mencapai setengah perahu Queen Mary. Benda material ini ditemukan di atas ketinggian 7000 kaki atau setara dengan 2.134 m. Hal itu merupakan fenomena yang aneh bagi jenis kapal apapun. Panjang perahu mencapai 515 kaki dan lebal 139 kaki. Ukuran ini serupa dengan ukuran yang disebutkan dalam Pasal Keenam dari Kitab Kejadian bahwa itulah ukuran yang diperintahkan Allah kepada Nabi Nuh. Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat perahu dengan panjang 300 hasta dan lebar 50 hasta, sedangkan satu hasta setara dengan 45,7 cm.
Di sekitar lokasi ditemukannya perahu tersebut, para ahli dari Amerika dan Timur Tengah menemukan batu besar yang pada satu sisi masing-masing telah dilubangi. Diyakini bahwa itu merupakan batu jangkar pada masa lampau untuk menjaga keseimbangan kapal. Selain itu, tempat tersebut juga dilacak dengan menggunakan radar. Hasilnya, didapati senyawa kimia yang tidak lazim ditemukan, yaitu oksida besi.
Kepala Departemen Ilmuwan Arkeologi di Universitas Attaturk Turki menyatakan bahwa perahu tersebut telah berusia labih dari 100.000 tahun dan dibuat oleh manusia. Tidak diragukan lagi bahwa itulah perahu Nabi Nuh.

Keturunan Nabi Nuh
Nabi Nuh memiliki empat putra yaitu Yafit, Sam, Ham, dan Kan'an. Kan'anlah yang pergi ke puncak gunung untuk berlindung dari banjir dan akhirnya tenggelam. Mengenai ketiga putranya yang lain, Ibnu Katsir telah menyebutkan bahwa seluruh bani Adam di bumi ini berasal dari ketiga anak Nabi Nuh yang tersisa yaitu Sam, Ham, dan Yafits.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang Romawi." Imran bin Hushain meriwayatkan dari Nabi sebuah hadits serupa dan di dalamnya terdapat redaksi berikut "Yang dimaksud dengan Romawi di sini adalah Romawi pertama yaitu bangsa Yunani yang dinasabkan kepada Rumi bin Labthi bin Yunan bin Yafits bin Nuh, "(Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah).
Di dalam kitab Nihayah al-Arab fi Ma'rifah Ansab al-'Arab, al-Qalqasyandi menyebutkan bahwa para ahli nasab (genealogis) dan para sejarawan telah sepakat, seluruh ras manusia setelah Nabi Nuh, bukan berasal dari umat yang bersamanya di dalam perahu. Hal ini sesuai dengan firman Allah, "(wahai) keturunan orang yang kami bawa Nuh," (QS. Al-Isra' [17]: 3).
Sebab, mereka semua telah binasa dan tidak tersisa lagi. Para ahli sepakat bahwa seluruh keturunan manusia berasal dari ketiga anak Nabi Nuh, sesuai firman Allah, "Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan,"(QS. Ash-Shaffat [37]: 77).
Yafits adalah anak tertua, Sam anak kedua, dan Ham anak Nabi Nuh yang paling muda. Seluruh umat di dunia ini kembali kepada salah satu dari mereka bertiga, dengan berbagai perbedaan pendapat dalam permasalahan ini.
  • Turki berasal dari keturunan Turk bin Kumar bin Yafits. Termasuk ke dalam ras mereka adalah bangsa Qibjad, Tatar, dan Khazlakhiyah, bangsa al-Ghazz di negara as-Shafad, al-Ghaur, al-'Alan, asy-Syarkas, al-Azkasy, dan Rusia; semuanya berasal dari bangsa Turki.
  • Al-Jaramiqah berasal dari keturunan Basil bin Asyur bin Sam bin Nuh. Mereka adalah penduduk Mosul.
  • Al-Jail berasal dari keturunan Basil bin Asyur. Negeri mereka adalah Kailan di daerah timur.
  • Ad-Dailam berasal berasal dari keturunan Madzai bin Yafits.
  • Bangsa Suryani berasal dari keturunan Suryan bin Nabith bin Masy bin Adam bin Sam.
  • Bangsa Sind berasal dari keturunan Kusy bin Ham.
  • Bangsa az-Zanj/Negro berasal dari keturunan Zanj dan tidak diketahui lagi selanjutnya dan kemungkinan sampai ke Ham.
  • Bangsa ash-Shaqalibah berasal dari keturunan asykanar bin Thugarma bin Yafits.
  • Bangsa Cina berasal dari keturunan Shini bin Maghugh bin Yafits.
  • Bangsa Ibrani berasal dari anak Amir bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam.
  • Bangsa Persi berasal dari Anak Faris bin Lawud bin Sam.
  • Bangsa Francs berasal dari anak Thubal bin Yafits.
  • Bangsa Qibthi berasal dari keturunan Qibthim bin Mashr bin Baishar bin Ham.
  • Bangsa Quth (Qoth) berasal dari anak Quth bin Ham.
  • Bangsa Kurdi berasal darim keturunan Iran bin Asyur bin Sam.
  • Bangsa Kan'an berasal dari anak Kan'an bin Ham.
  • Bangsa Lamman berasal dari anak Thubal bin Yafits. Tempat tinggal mereka mulai dari wilayah barat hingga utara bagian utara laut Romawi .
  • Bangsa Nabth (Anbath) berasal dari penduduk Babylon pada zaman kuno, keturunan Lanbith bin Asyur bin Sam.
  • Bangsa India berasal dari keturunan Kusy bin Ham.
  • Bangsa Armenia berasal dari anak Qahwil (Tamwil) bin Nakhur, keturunan Nabi Ibrahim.
  • Bangsa Atsban berasal dari anak Masyah bin Yafits.
  • Bangsa Yunani berasal dari anak Yunan bin Yafits. Mereka terdiri dari tiga golongan; bangsa Lithan berasal dari keturunan Lathin bin Yunan, Bangsa Ighriq keturunan Ighriqis bin Yunan; bangsa Kaitami berasal dari keturunan Katim bin Yunan, dan kepada kelompok Katim inilah bangsa Romawi dinasabkan.
  • Bangsa Zuwailah, penduduk Birqah pada zaman kuno dikatakan berasal dari keturunan Huwailah bin Kusy bin Ham.
  • Bangsa Ya'juj dan Ma'juj berasal dari anak Manghugh bin Yafits.
  • Bangsa Arab berasal dari anak Sam. Hal ini telah disepakati oleh para ahli nasab (geneologis).
  • Bangsa Barbar, terdapat perbedaan pendapat tentang asal mereka apakah mereka berasal dari Arab atau dari yang lainnya.



Perbedaan Bahasa
Abu Hanifah ad-Dainuri menyebutkan bahwa pada masa Raja Jamm pernah terjadi kerancuan bahasa di Babylon. Sebab, keturunan Nabi Nuh banyak yang tinggal disana danmemenuhi daerah tersebut. Awalnya, mereka semua berbahasa Suryani atau bahasa Nabi Nuh. Namun, suatu hari lidah mereka kacau, dialek mereka berubah, dan sebagian bercampur dengan bahasa yang lain. Akhirnya, setiap kelompok berbicara dengan bahasa yang diikuti keturunan mereka hingga saat ini.
Mereka kemudian meninggalkan Babylon dan menyebar ke berbagai arah. Kelompok pertama yang meninggalkan daerah Babylon adalah anak-anak Yafits bin Nuh. Mereka tujuh bersaudara diantaranya at-Turk, Al-Khazr, Shaqlab, Taris, Minsak, Kamari, dan Shin. Mereka lalu mengambil arah timur dan utara. Setelah itu anak-anak Ham bin Nuh berangkat menyusul. Mereka juga tujuh bersaudara diantaranya Sind, Hind, Zanj, Qibthi, Habsy, Nubah, dan Kan'an. Mereka menuju arah antara selatan dan barat. Sementara itu anak Sam bin Nuh tetap tinggal bersama sepupu mereka, Jamm-Raja Babylon, dengan segala perubahan dan perbedaan bahasa mereka.

Perahu Nabi Nuh (Bahtera Nuh)
Dalam agama Islam, Nuh merupakan salah satu dari lima nabi penting (Ulul Azmi). Ia diperintah untuk mengingatkan kaumnya agar menyembah Allah yang saat itu menganut paganisme dengan menyembah berhala-berhala Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nashr. Dalam Al-Qur'an, Nuh diperintah selama 950 tahun. Rujukan-rujukannya tentang Nuh dalam al-Qur'an bertebaran di seluruh kitab. Surah dalam al-Qur'an yang cukup lengkap menceritakan kisah Nuh adalah surah Hud dari ayat 27 hingga 51.
Berbeda dengan kisah-kisah Yahudi, yang menggunakan istilah "kotak" atau "peti" untuk menggambarkan Bahtera Nuh, surah Al-'Ankabut ayat 15 dalam al-Qur'an menyebutnya as-Safinati, sebuah kapal biasa atau bahtera, dan dijelaskan lagi dalam surah Al-Qamar ayat 13 sebagai "bahtera dari papan dan paku." Surah Hud ayat 44 mengatakan bahwa kapal itu mendarat di Gunung Judi, yang dalam tradisi merupakan sebuah bukit dekat kota Jazirah bin Umar di tepi timur Sungai Tigris di provinsi Mosul, Irak. Abdul Hasan Ali bin al-Husayn Masudi (meninggal 956) mengatakan bahwa tempat pendaratan bahtera itu dapat dilihat pada masanya. Masudi juga mengatakan bahwa Bahtera itu memulai perjalanannya di Kuffah di Irak tengah dan berlayar ke Mekkah, dan di sana kapal itu mengitari Ka'bah, sebelum akhirnya mendarat di Judi. Surah Hud ayat 41 mengatakan, "Dan Nuh berkata, 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.'" Tulisan Abdullah bin 'Umar al-Baidawi abad ke-13 menyatakan bahwa Nuh mengatakan, "Dengan Nama Allah!" ketika ia ingin bahtera itu bergerak, dan kata yang sama ketika ia menginginkan bahtera itu berhenti.
Banjir itu dikirim oleh Allah sebagai jawaban atas doa Nuh bahwa generasinya yang jahat harus dihancurkan, namun karena Nuh adalah yang benar, maka ia terus menyebarkan peringatan itu, dan 70 orang penyembah berhala bertobat, dan masuk ke dalam Bahtera bersamanya, sehingga keseluruhan manusia yang ada di dalamnya adalah 78 orang (yaitu ke-70 orang ini ditambah 8 orang anggota keluarga Nuh sendiri). Ke-70 orang ini tidak mempunyai keturunan, dan seluruh umat manusia setelah air bah adalah keturunan dari ketiga anak lelaki Nuh. Anak lelaki (atau cucu lelaki, menurut beberapa sumber) yang keempat yang bernama Kana'an termasuk para penyembah berhala, dan karenanya ikut tenggelam.
Baidawi memberikan ukuran Bahtera itu yaitu panjang 300 hasta dan lebar 50 hasta, dan menjelaskan bahwa pada mulanya di tingkat pertama dari tiga tingkat ini diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan, pada tingkat kedua ditempatkan manusia, dan yang ketiga burung-burung. Pada setiap lembar papan terdapat nama seorang nabi. Tiga lembar papan yang hilang, yang melambangkan tiga nabi, dibawa dari Mesir oleh Og, putera Anak, satu-satunya raksasa yang diizinkan selamat dari banjir. Tubuh Adam dibawa ke tengah untuk memisahkan laki-laki dari perempuan.
Nuh berada di Bahtera selama lima atau enam bulan, dan pada akhirnya ia mengeluarkan seekor burung gagak. Namun gagak itu berhenti untuk berpesta memakan daging-daging bangkai, dan karena itu Nuh mengutuknya dan mengeluarkan burung merpati, yang sejak dahulu kala telah dikenal sebagai sahabat manusia. Masudi menulis bahwa Allah memerintahkan bumi untuk menyerap airnya, dan bagian-bagian tertentu yang lambat menaati perintah ini memperoleh air laut sebagai hukumannya dan karena itu menjadi kering dan tidak ada kehidupan. Air yang tidak diserap bumi membentuk laut, sehingga air dari banjir itu masih ada.
Nuh meninggalkan Bahtera pada tanggal 10 Muharram, dan ia bersama keluarganya dan teman-temannya membangun sebuah kota di kaki Gunung Judi yang dinamai Thamanin ("delapan puluh"), dari jumlah mereka.

Tinjauan sejarah terhadap zaman Nabi Nuh
Dari catatan sejarah disebutkan perjalanan sejarah kuno negeri Rafidin telah melintas dengan tiga zaman : 

  1. Zaman batu kuno. Seorang arkeolog yang bernama Svelli telah menemukan peninggalan-peninggalan zaman ini pada tahun 1954 M. 
  2. Zaman batu modern (peradaban Jarmo). Bret Watt, seorang arkeolog pada tahun 1948 M telah menemukan salah satu pusat terpenting dari zaman ini di desa Jarmo, yang terletak di sebelah barat kota Sulaimaniyah. Para sejarawan telah mengetahui sejarah pusat zaman ini sekitar tahun 6500 SM, yaitu masa-masa setelah munculnya masyarakat-masyarakat perkampungan. 

    Pada zaman batu modern telah muncul peradaban zaman Tel Hassunah, yang terletak di sebelah selatan Mosul. Masa zaman ini sekitar tahun 5750 SM. Seorang arkeolog, Mallowan pada tahun 1931 M telah menemukan beberapa sampel yang menggambarkan peradaban Tel Hassunah di Niwana, dekat Mosul. Dan ditemukan pula beberapa sampel lain dari peradaban ini di beberapa tempat di sebelah utara Irak. 

    Dan di Tel Halaf, dekat daerah Ra'sul Ain Syria, dimana sungai al-Khabur bersumber, seorang arkeolog Jerman, Paron (Pone Ophneim) telah menemukan beberapa sampel yang mencerminkan peradaban zaman batu modern ini. 
  3. Zaman tembaga batu di lembah ar-Rafidin. Peradaban zaman ini tercermin di tiga tempat penting, yang berurutan seperti berikut ini. 

    • Tel Abied, dekat kota Ur kuno, sebelah selatan negeri ar-Rafidin, yang ditemukan oleh ekspedisi musium Inggris, yang dipimpin Dr. Houl dan di bawah pengawasan Leonard Wooly (seorang sejarawan). Di Ur ditemukan patung yang terbuat dari tanah yang memiliki nilai-nilai keagamaan. 
    • Peradaban zaman Uruk (al-Wuraka'), yang ditemukan oleh ekspedisi Jerman. 
    • Peradaban zaman Jamdah Nashar. Beberapa peninggalan zaman ini telah ditemukan oleh ilmuwan Linkdone pada tahun 1920 M di Tel Shaghir, yang terletak di dekat kota Keisy kuno yang disebut "Jumdah Nashar". 
    Di akhir zaman ini, seperti telah disampaikan dalam buku-buku sejarah, telah terjadi topan besar yang disertai banjir menerpa negeri Maa Bainan Nahrain (negeri yang terletak di anatara dua sungai). Berbagai penggalian yang dilakukan di Ur, Uruk, Keisy, dan Syurubak, menetapkan adanya kejadian banjir bandang antara zaman Abied dan zaman Sulalat pertama. Banjir besar terjadi di akhir zaman Jumdah Nashar. Seorang arkeolog, Wooly telah menemukan lapisan lumpur yang cukup tebal di kota Ur dengan kedalaman dua setengah meter. Wooly juga menemukan beberapa peninggalan tempat tinggal manusia di atas lapisan-lapisan lumpur ini dan juga dibawahnya. Dari temuan itu dia menyimpulkan bahwa lumpur ini dibawa oleh air sungai Tigris dan Efrat. 
Kisah angin topan yang disebutkan dalam kitab suci beberapa zaman lebih dulu daripada topan ini. Dengan menukil dari ilmuwan De Morghan, arkeolog Countonoe menyimpulkan peristiwa itu pada zaman muthir yaitu "zaman poliustussin yang diikuti oleh zaman jalid di akhir putaran ke empat, dimana banyak orang binasa. Lembar catatan yang ditemukan di perpustakaan Asyur Baniba'al telah mengabadikan topan ini.

Nabi Nuh di dalam Al-Quran
Di dalam Al-Quran, nama Nuh as, disebutkan di 43 ayat dalam 28 surat. 

Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 25-48, Firman Allah SWT : 

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan". Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". Berkata Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?" Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui". Dan (dia berkata): "Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran? 
(QS. Huud [11]:25-30) 

Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat", dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka". Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim. Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". Nuh menjawab: "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". Malahan kaum Nuh itu berkata: "Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja". Katakanlah: "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat". (QS. Huud [11]:31-35) 

Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal." Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
(QS. Huud [11]:36-40) 

Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya - sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ."
(QS. Huud [11]:41-44) 

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami."
. (QS. Huud [11]:45-48) 

Pada Surat al-Qamar [54] : ayat 9-16, Firman Allah SWT : 

Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman). Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)." Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku..
(QS. al-Qamar [54]:9-16) 

Pada Surat Nuh [71] : ayat 1-28, Firman Allah SWT : 

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih", Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui". Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Nuh [71]:1-6) 

Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh [71]:7-12) 

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu". (QS. Nuh [71]:13-20) 

Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu-daya yang amat besar". Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr". Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
.(QS. Nuh [71]:21-28) 


Ringkasan Kisah Nabi Nuh
Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam dan Idris. Beliau merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamak bin Mutawasylah bin Idris. Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua nabi di mana biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali syirik serta meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.
Kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala. Yaitu patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai Tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan, menurut kepercayaan mereka, mempunyai kekuatan ghaib. Berhala-berhala tersebut diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik (meninggalkan penyembahan berhala) dan kembali kepada tauhid menyembah Allah, Tuhan sekalian alam.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecakapan dan kesabaran dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara berbisik-bisik atau secara terang-terangan dan terbuka, ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya.
Nabi Nuh memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama (ratusan tahun), Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya, bertauhid dan beribadat kepada Allah, kecuali sekelompok kecil kaumnya. Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurang. Pada saat itu Allah menyuruh Nabi Nuh untuk tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam. Dan Allah memerintahkan nabi Nuh untuk membuat perahu yang besar.
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah perahu/kapal besar, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut. Mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembuatan kapal yang diperintahkan itu. Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembuatan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemoohan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat pembuatan kapal itu.
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah, "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi, air yang deras dan dahsyat. Dan dalam waktu yang cepat telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa, menggenangi daratan yang rendah maupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah. Dengan iringan "Bismillahi majraha wa mursaha", belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putra sulungnya yang bernama Kan'aan. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putra kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang. Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya. Kan'aan, yang sudah tersesat dan telah terkena racun rayuan setan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya. Akhirnya Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah. Kepadanya Allah berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu. Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalan mu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh segera sadar setelah menerima teguran dari Allah, Ia sangat menyesali kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya.
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya, habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim. Sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit "Judie".
Kaum Nuh tinggal di sebelah selatan Irak, yang sekarang terletak di kota Kufah.
Judi adalah bukit yang berhadapan dengan semenanjung Ibnu Umar, yang sekarang menjadi perbatasan Suria (Syria) - Turki, di tepian sebelah timur sungai Tigris. Bukit Judi ini terlihat jelas dari daerah Ainu Diwar, Syria.


Referensi
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Abdul Aziz Usman, Asy-Syarqu al-Adnaa al-Qadiim, hlm 213.
  • Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 65.
  • ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 55.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata,Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.





























Name Nuh ibn Lamak
Ancestry Adam Syits ➪ ➪ ➪ Anusy Qainan Mahlail ➪ ➪ ➪ Yarid Idris as Mutawasylah ➪ ➪ ➪ Lamak Noah as
Age 950 years
Historical period 3993 - 3043 BC
Sent places (locations) South Iraq
Number of offspring (children) 4 sons
Place of death Makkah al-Mukarramah
The title of his people of Noah
Al-Quran is named 43 times
Noah Da'wah
God said, "Man is (formerly) a people. Then Allah sent the prophets (to) deliver good news and warning, and he sent down with them the Book containing the truth to make a decision about the case among men who they differed, (Qur'an -Baqarah [2]: 213).

Ibn Abbas narrated about the interpretation of this verse. He said, "The time lapse between Noah and Adam are ten centuries. They all carry the Shari'a of Allah and then broken to pieces. Allah then sent the prophets as a bearer of glad tidings and a warner," However, after the devil tempting people to worship besides Noah God, then meluaslah shirk and idolatry behavior among young people. Allah says, "They said," Do not ever leave you (worship) gods and neither should you ever leave you (worship) Wadd, and do not also Suwa, Yaghuts, Ya'uq, and Nasr, '" (Surah Nuh [71]: 23).

Noah grew up in parts of Iraq, among people of kufr and heresy. God then sent Noah to his treatise in order to get them out of the mud and the dark thoughts straying towards the light guide and light. He was the first apostle who was sent on earth as it is mentioned in Sahih al-Bukhari and Sahih Muslim hadith about intercession of the Prophet Muhammad.

Fallacy of the Prophet Noah is the first error of the dogma that occurs in the earth. The reason is as mentioned Ibn Tabari, "In the beginning people who are between Adam and Noah was a righteous man. They also have a submissive follower. However, when the prophets and pious people died, the followers are saying , 'If we make their pictures, of course, we will be more fond of worship because remember them.' Finally, they create an image of the prophets and the righteous. "

Once the image maker is dead, there came another group that has been possessed by the devil and said, 'They worshiped the pious and saying good-bye rain. "So, everyone worshiped their idols and make special offerings. After some period, to make this statement again, they also make these images as berjasad statues for worship.

Then they worship in different ways of worship. This is what the later spread to many times when a number of followers of a pious drawing them. They only feel humility when drawing the teachers and laying in front of him. In fact, it may be after the master died, they made the statue and put in front of them. This was the beginning of a form of idolatry and sculpture.

Noah has called his people to the way of Allah for 950 years. Allah says, "Verily, We sent Noah to his people, so he stayed with them for a thousand years less fifty years," (Surat al-'Ankabut [29]: 14).

He has preached day and night secretly and openly; preaching without getting bored and tired, face and ear deafness hard their hearts. Only a handful of the faithful, most others remain dissenter. Allah then revealed to him, "Revealed to Noah, 'Behold, are not among thy people will believe except those who really believe (only), therefore thou shalt not grieve about what they do," (Surah Hud [ 11]: 36).

At that moment, Noah prayed to God sabagaimana terekan in his words, "Noah said, 'Oh Lord, do not you let anyone among the pagans that lived on the earth," (Surah Nuh [71] : 26).

Allah then commanded Noah to build ships in order to save himself and his people of faith from the devastating floods, "dressing him (Noah) to build ships. Whenever the leader of his people walked past, they were taunting him. He (Noah) said, 'If you're mocking us, then we (were) going to taunt you as you mock (us). then someday you will know who will be overwritten adzhab humiliating and (who) will be overwritten adzhab eternal. 'Until when Our command came and the oven (kitchen) has transmitted water, We said, 'Muatkanlah into it (the ship) of each (animal) pair (male and female), and (also) your family, except those who have been affected by previous statutes and (load anyway) the believers.' Apparently the faithful who were with Noah only slightly. And he said, 'Come you all into it (the ship) with (calling) name of Allah at the time of sailing and berthing. Indeed Rabbku Oft-Forgiving, Most Merciful., and the ship was sailing brought them into the waves like mountains., and Noah calling her son, when he (the boy) is in far flung places, 'O my son, come up (to the ship) with us and do not be with the unbelievers. "He (her son ) replied, 'I'm going to the mountain refuge that can keep me from the flood!' (Noah) said, 'no protection from the punishment of Allah on this day other than Allah the Merciful.' And wave a barrier between them so he (the boy) among those who drowned., And spake, "O earth, swallow your water, and O sky (rain) stop, 'And the water was disurutkan, and orders were completed, and the ship was anchored on Mount Judi, and say, 'Woe to those injustice, "(Surah Hud [11]: 38-44).

Thus, overwrite the typhoon Noah apostates, arrogant, and do mischief on earth. God saved Noah and his followers were believers when their ship docked on Mount Judi, at a place known by the name Ibn Umar JaziraI. Currently, the site is part of eastern Turkey (Mount Arafat).

Passenger boats came out and settled there for the first time this new movement, Prof. Mahmud Shakir said, "so the displacement dwelling inhabitants of the earth for the second time from the south ar-Rafidin (Mesopotamia) to various areas in the northern mountains. Population growth took place for the second time in various places". That way, the descendants of Noah children who have participated in growing vessels.

Sam and his descendants headed southwest toward the Arabian peninsula and scattered there. Ham and his descendants headed south and settled in the south of Iraq after the earth was dry and starting to look lush again. Others followed suit, and some are scattered heading southeast towards India.

Meanwhile, the other headed southwest past the Bal el-Mandeb Strait towards Africa. From there they headed north and various other places. Yafits, the third son of Noah went with his descendants to the east and there is also heading west.

Powerful Flood Story in Classical and Modern Literature
Devastating floods that hit the people of Prophet Nuh was the result of their disbelief in God. This incident is an incident that occurred throughout history terdahsyat and most lasting events in the human soul. Allah says, "(Had We destroyed) the Noah when they rejected the messengers. We drowned them, and We made (the story of) their lessons for humans., And we have prepared for those adzhab a sad injustice," (Surat al- Furqan [25]: 37).

From here, we know that the devastating flood event was called the revelation of God in detail that it is definitely true. The incident was even kept their civilization is told through the treasures from year to year. Sumerian is the first owner of the baton in the recorded event. Then copy followed by the nations Akadia, Babylonia, and Assyria.

The original of this event Sumerian language. Dr. Sausah Ahmad, in his book Tarikh wa hadara Wadi ar-Rafidin menukis returned the following summary of the text.
"The Dewalah who made this flood. All this is a result of sin, guilt, and destruction of human actions. Gods then immediately remove from the earth the human existence by sending a very devastating flood."
It added that the event occurred in southern Iraq by the end of the 3rd millennium BC.

Research on Noah's ark has been mentioned in the magazine an-Nur al-Islamiyya as expressed Mahmud Mushtafa. After 6 years of research, scientists have only managed to find Noah's ark mentioned in the Koran, precisely at the border of Turkey and Iran. This is consistent with the statement of the head of the research team. -The Turkish government was satisfied with the results of the study after many years researchers had a hard rejection. Government necessarily make the place as the site of history in the field of archeology and excavation process agreed it was held in 1414 H.

Not long ago, in a location that explored found to contain material that resembles a boat buried. Boat size is larger than the boat Queen Mary. Half a boat length reaches Queen Mary. A material is found above 7000 feet altitude equivalent to 2134 m. It was a strange phenomenon for any ship type. The length of the boat reaches 515 feet and 139 feet lebal. This measure is similar to measures referred to in Article Six of the Book of Genesis that God has commanded that the size of Noah. Noah was ordered to make a boat with a length of 300 feet and a width of 50 feet, while a cubit is equivalent to 45.7 cm.

In the vicinity of the discovery of the boat, the experts from the U.S. and the Middle East found a large rock on the one side of each one has been hollowed. It is believed that it is a stone anchor in the past to balance the ship. Other than that, the place also tracked using radar. As a result, it was found chemical compounds that are not commonly found, namely iron oxide.
Chief Scientist Department of Archaeology at the University of Ataturk Turkey stated that the boat had labih than 100,000 years old and made by humans. No doubt that's why Noah's boat.

Descendants of Noah
Noah had four sons, namely Yafit, Sam, Ham, and Kan'an. Kan'anlah who went into the mountains to seek refuge from flooding and eventual sinking. Regarding the other three sons, Ibn Kathir has mentioned that all the sons of Adam in this world come from Noah's three sons were left, namely Sam, Ham, and Yafits.

Imam Ahmad narrated that the Prophet said, "Sam is the father of the Arabs, Ham is the father of Ethiopia, and is the father Yafits Romans." Imran bin Hushain narrated a hadith of the Prophet similar and included the following editorial "What is meant here by the Romans is the nation's first Roman Greek Rumi dinasabkan to Yunan bin bin bin Labthi Yafits son Noah," (Ibn Kathir, al-Bidayah wa an-Nihayah).

In the book al-Arab fi Nihayah ma'rifah Ansab al-'Arab al-Qalqasyandi mention that experts lineage (genealogical) and historians have agreed, the entire human race after the Prophet Nuh, not from the people who were with him in the boat . This is according to the word of God, "(O) we brought the descendants of Noah," (Surat al-Isra '[17]: 3).

Because, they have all been destroyed and nothing left anymore. Experts agree that the entire human race from the third son of Noah, according to the word of God, "We made his descendants those who continued descent," (As-Saffat [37]: 77).

Yafits was the eldest, Sam's second child, Noah's son Ham, and the youngest. All the people in the world go back to one of the three, with a wide difference of opinion on this matter.

Turkish Turk descended from the son Kumar bin Yafits. Included in their race is the nation Qibjad, Tatar, and Khazlakhiyah, al-Ghazz nation in the as-Shafad, al-Ghaur, al-'Alan, ash-Syarkas, al-Azkasy, and Russia, all from the Turks.
Al-Jaramiqah descended from Basil bin bin Sam bin Noah Assyria. They are residents of Mosul.
Al-Jail Basil descended from the son of Assyria. Kailan their country is in the east.
Ad-Dailam are descended from Madzai bin Yafits.
Syriac nation descended from the son of society should Nabith Suryan bin Adam bin Sam bin.
Sind nation descended from Cush, son of Ham.
Az-Zanj/Negro nation descended from Zanj and unknown again and possibly further to Ham.
Ash-Shaqalibah nation descended from asykanar bin Thugarma bin Yafits.
Chinese people descended from Shini bin Maghugh bin Yafits.
Derived from the Hebrew children Syalikh bin Amir bin Arfakhsyadz son Sam.
Persian nation from Children Lawud bin Sam bin Faris.
Nation Francs from children Thubal bin Yafits.
Qibthi nation descended from Qibthim bin Mashr bin Baishar son Ham.
Nation Quth (Qoth) came from children Quth son Ham.
Kurds are Iranian descent Darim bin Sam bin Assyria.
Kan'an nation from children Kan'an son Ham.
Lamman nation from children Thubal bin Yafits. Their dwellings ranging from western to north northern ocean Romans.
Nation Nabth (Anbath) derived from the Babylon in ancient times, the descendants of the Assyrian Lanbith bin Sam bin.
Indian nations descended from Cush, son of Ham.
Armenians came from children Qahwil (Tamwil) bin Nakhur, descendants of the Prophet Abraham.
Atsban nation from children Masyah bin Yafits.
The Greeks came from Yunan bin Yafits children. They consist of three groups; nation descended from Lathin Lithan bin Yunan, Ighriq Nations descent Ighriqis bin Yunan; nation Kaitami Katim descended from the son of Yunan, and the group is the Roman Katim dinasabkan.
Zuwailah nation, residents Birqah in ancient times said to be derived from the descendants of the son of Cush, son of Ham Huwailah.
Nations Gog and Magog are from children Manghugh bin Yafits.
The Arabs came from the Son of Sam. This has been agreed upon by experts lineage (geneologis).
Barbar nation, there is a difference of opinion about their home whether they are of Arab or the other.


Language Differences
Abu Hanifa ad-Dainuri mention that at the time of King Jamm ever confusing language in Babylon. Therefore, many descendants of Noah who lived there danmemenuhi area. Initially, they all speak Syriac language or Noah. However, one day their tongues chaotic, changing their dialect, and some mixed with other languages. Finally, each group speaks a language that followed their descendants to this day.

They then left Babylon and spread in all directions. The first group to leave the area of ​​Babylon are children Yafits son of Noah. They were seven brothers among at-Turk, Al-Khazr, Shaqlab, Taris, Minsak, Kamari, and Shin. They then take the east and north. After that the sons of Ham the son of Noah go after. They are also seven children including Sind, Hind, Zanj, Qibthi, Habsy, nChange, and Kan'an. They headed toward the south and west. Meanwhile, Sam bin Noah's children stayed with their cousins, Jamm-King of Babylon, with all the changes and differences in their language.

Noah's boat (Noah's Ark)
In Islam, Noah is one of the five important prophet (Ulul Azmi). He was ordered to remind his people to worship Allah, who was embraced by the pagan idols Suwa ', Yaghuts, Ya'uq, and Nasr. In the Qur'an, Noah ruled for 950 years. Reference-reference of Noah in the Quran scattered throughout the book. Surah in the Qur'an that are complete enough to tell the story of Noah is a surah Hud from verse 27 to 51.

Unlike the stories of Jews, who use the term "box" or "chest" to describe Noah's Ark, surah Al-'Ankabut paragraph 15 of the Qur'an as-Safinati call, an ordinary ship or boat, and explained again in Surah Al-Qamar verse 13 as "the ark of the board and nail." Surah Hud verse 44 says that the ship had landed on Mount Judi, who in the tradition of a hill near the town Jazirah ibn Umar on the east bank of the Tigris River in the province of Mosul, Iraq. Abdul Hasan Ali ibn al-Husayn Masudi (d. 956) says that the ark landing sites can be seen in his time. Masudi also said that the Ark began its journey in Kuffah in central Iraq and sailed to Mecca, where the boat was circling the Kaaba, before finally landing in Gambling. Surah Hud verse 41 says, "And Noah said, 'Come ye to it with the name of Allah at the time of sailing and berthing.'" Writing Abdullah ibn 'Umar al-Baidawi the 13th century states that Noah said, "In the Name of Allah ! " when he wanted to move the ark, and said the same thing when he wants to stop the ark.

The flood was sent by God in answer to prayer Noah that his generation is evil to be destroyed, but because Noah is true, then he continued to spread the warning, and 70 converted pagans, and went into the ark with him, so that the whole existing human in it was 78 people (ie the 70's plus the 8 members of the family of Noah himself). The 70 has no descendants, and all mankind after the Flood are descendants of the three sons of Noah. The son (or grandson, according to some sources) is the fourth named Kana'an including the pagans, and therefore participate sink.

Baidawi gives the size of the ark was 300 cubits long and 50 cubits wide, and explained that in the beginning on the first of the three levels is put wild animals that have been domesticated, humans are placed on the second level, and the third the birds. On each sheet of the board are the name of a prophet. Three missing planks, symbolizing three prophets, were brought from Egypt by Og, son of the Son, the only giant that allowed survivors of the flood. Adam's body was brought to the middle to separate the men from the women.

Noah was in the Ark for another five or six months, and in the end he pulled out a crow. But the raven stopped to feast on the flesh-eating carrion, and therefore Noah cursed him and pulled out a dove, which since ancient times has been known as man's best friend. Masudi wrote that Allah commanded the earth to absorb the water, and certain parts were slow to obey commands to obtain sea water as a punishment and therefore becomes dry and there is no life. Water that is not absorbed by the earth to form the sea, so the water from the flood was still there.

Noah left the ark on the 10th of Muharram, and he was with his family and his friends built a town at the foot of Mount Judi named Thamanin ("eighty"), from their numbers.

Review the history of the days of Noah
From historical records mention the history of ancient Rafidin country has crossed the three eras:

Ancient stone age. An archaeologist named Svelli have found relics of this age in the year 1954 AD

Modern stone age (Jarmo civilization). Bret Watt, an archaeologist in 1948 AD have found one of the most important centers of this age in the village of Jarmo, which lies to the west of the city of Sulaimaniyah. Historians have known the history of this era centers around the year 6500 BC, the period after the appearance of the village communities.

In the modern stone age civilization has emerged Tel Hassunah age, which lies to the south of Mosul. This time period around the year 5750 BC. An archaeologist, Mallowan in 1931 AD have found some samples that describe the civilization Tel Hassunah in Niwana, near Mosul. And also found several other samples of this civilization in a few places in the north of Iraq.

And in Tel Halaf, near the Ain Ra'sul Syria, where al-Khabur river sourced, a German archaeologist, Paron (Pone Ophneim) have found some samples that reflect the modern stone-age civilization.

Copper Age rock in the valley ar-Rafidin. Civilization today is reflected in three key locations, such as the following sequential.

Tel Abied, near the ancient city of Ur, south domestic ar-Rafidin, which was discovered by the British museum expedition, led by Dr. Houl and under the supervision of Leonard Wooly (a historian). In Ur found a statue made of soil that has religious values.

Uruk era civilization (al-Wuraka '), which was discovered by the German expedition.

Civilization Nashar Jamdah age. Some relic has been discovered by scientists in 1920 AD Linkdone in Tel Sagheer, which is located near the ancient city of Keisy called "Jumdah Nashar".

At the end of this age, as has been presented in the history books, there has been a major cyclone that hit the country with floods Maa Bainan Nahrain (anatara country located on two rivers). Various excavations at Ur, Uruk, Keisy, and Syurubak, set the flash flood events between day and age Abied first descent. Major floods occurred in the last days Jumdah Nashar. An archaeologist, Wooly has found a fairly thick layer of mud in the city of Ur with a depth of eight feet. Wooly also found some relics of human habitation in the upper layers of mud and also underneath. From these findings he concluded that the mud is carried by the water of the Tigris and Euphrates.
The story of the hurricane mentioned in the holy book than the first few days of this cyclone. By quoting from De Morghan scientists, archaeologists concluded Countonoe muthir events in the days of "age poliustussin jalid followed by age at the end of the fourth round, where many people perished. Sheet records found in the library of the Assyrian Baniba'al has captured this storm.

Noah in the Quran
In the Quran, as the name Noah, is mentioned in 43 verses in 28 letters.

In the letter Huud (Hud) [11]: verses 25-48, Allah's Word:

And verily We sent Noah to his people, (he said): "I was clear warner to you, that ye worship none but Allah. Truly I fear for you the punishment overwritten (on) a very sad day." Then saith the pagan leaders of his people: "We do not see you, but (as) a man (usually) like us, and we did not see the people who follow you, but the people who abject among us believe it quickly, and we did not see any advantages you have something over us, in fact we believe that you are the ones who lie. " Noah said: "O my people, what thoughts, if I was to have proof from my Lord and gave me the grace of his side, but it is disguised blessings to you. Paksakankah you what we'll accept it when you not like it?" And (he said): "O my people, I'm not asking for the property to you (for a price) to cry. My reward is from God, and I will never drive away those who have believed. Surely they will meet their Lord, however, I look at a people who do not know ". And (he said): "O my people, who will help me from the (punishment) of Allah if I drove them. Will you not take heed?
(Surah Huud [11] :25-30)

And I did not tell you (that): "I have warehouses sustenance and wealth from God, and I know not the Unseen", and not (also) I said: "Behold, I am the angel", and also I say to the people despised by your vision: "Every now and then God would not bring good to them". Allah knows what is in them: behold me, then actually include the people who do wrong. They said: "O Noah, actually you have to argue with us, and you have extended to our bantahanmu, Then bring us doom you ancamkan to us, if thou art of the truthful." He said: "It is only God that will bring doom it to you if He wills, and you can never escape., And it is not helpful to my advice to you if I wanted to advise you, in case God wants to lead you astray, He is your Lord, and to Him you shall be returned ". In fact the Noah said: "He's just making up his advice only". Say: "If I'm making up that advice, then only I who bear my sins, and I am innocent of sin ye do". (Surah Huud [11] :31-35)

And revealed to Noah, that never among thy people will believe except those who have faith (alone), so be not grieve about what they were doing. And make the ark with the supervision and guidance of revelation Us, and do not talk to me about the people that do wrong; surely they shall be drowned. And Noah began to make the ark. And every time the leader of his people walked through Noah, they mocked him. Noah said: "If ye ridicule us, then indeed we (also) as you all make fun of mocking (us). Soon will ye know who will be overwritten by the punishment that will be overwritten humiliate and eternal punishment." Until when Our command came and the kitchen was emitting water, We said: "Muatkanlah into the ark of each animal pair (male and female), and your family except those who have earlier statutes against him and (load anyway) people faith. " And no faith together with Noah it except a little.
(Surah Huud [11] :36-40)

And Noah said: "Get ye to it with the name of Allah at the time of sailing and berthing." Indeed, my Lord is really Oft-Forgiving, Most Merciful. And they brought the ark sailed in waves like mountains. And Noah calling her son - was the child was in far flung places: "O my son, come up (to the ship) with us and do not be with the people who disbelieve." She responded: "I'm going to the mountain refuge that can care of me from the flood!" He said: "No one protects today from the Wrath of Allah but Allah (Alone) the All-Merciful." And wave a barrier between them; then be child among those who drowned. And spoken: "O earth swallow your water, and O sky (rain) stop," and airpun disurutkan, orders were completed and the ship docked on the hill rose Judi, and said: "Woe to those who do wrong."
(Surah Huud [11] :41-44)

And Noah called out to his Lord, saying: "My Lord, indeed my son, including my family, and the promise that you are correct., And You are the fairest of judges." Allah says: "O Noah, he is not actually included family (which was promised to be saved), real (deeds) his actions were not good. So do not appeal to me something that you do not know (the nature of) it. Verily I warn to you that you are not among those who are not knowledgeable. " Noah said: My Lord, verily I seek refuge with You from appealing to you something that I know not (the nature of) it. And if you do not forgive me, and (do not) have mercy on me, surely I would be among those who perish. "Spoken," O Noah, descend safely prosperous and full of blessing from Us upon you and upon the followers of ( a believer) of the people with you. And there is (also) the followers of that we give pleasure to them (in this life), then they will be overwritten painful punishment from Us. '. (Surat Huud [11] :45-48)

In Surat al-Qamar [54]: verses 9-16, the Word of Allah SWT:

Before them was denied (too) ye Noah, so they rejected Our servant (Noah) and said: "He's a lunatic and he's never given the threat). Then he complained to his Lord, 'that I am the person who defeated, by Therefore menangkanlah (I). "So We opened the gates of heaven with (lowering) of gushing water. And We made the earth emits springs-springs, the water-water Meet for an affair that really defined., and Us carried him up (Ark) made of planks and nails, who sailed with the maintenance We as teens to those who denied (Noah). And We have indeed made the vessel as a lesson, so if anyone wants to take lessons? Then how powerful the doom-and Ku-Ku threats ..
(Surat al-Qamar [54] :9-16)

In Surat Noah [71]: verses 1-28, the Word of Allah SWT:

Indeed We sent Noah to his people (with orders): "Give your people a warning before a painful punishment comes to him," Noah said: "O my people, verily I am the plain warner unto you, (that) ye worship Allah, fear Him and obey me, Allah will forgive some of your sins and suspend you until the appointed time. Verily Allah's decree when it is coming can not be deferred, if ye but knew. " He said: "My Lord, I have called my people night and day, then call only increases their run (from the truth). (Surah Nuh [71] :1-6)

And verily, every time I called them (to faith) so that You forgive them, they put their fingers into the child's ear and put her clothes (kemukanya) and they remain (deny) and boasted greatly.
































Reference
Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas History of the Prophets and Apostles, Steeped values ​​life lived the Messenger of Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas al-Quran, Proving Truth Facts History Presented Qur'an Accurate with Maps and Photos, Dar al-Fikr Damascus, Almahira Jakarta, 2008.



Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Translations Indonesia, PT Publisher. Sari Agung, Jakarta, 2004
Ministry of Religious Affairs, the Foundation Operator Translator / Interpreter Al-Quran, Al-Quran Translations Syaamil Per-word, Syaamil International, 2007.
Gilland Ganesha, 2008.
Fu'ad Mohammed Abdul Baqi, Pearl Sahih Bukhari Hadith Muslim, PT.
Zaki Al-Hafiz al-Din 'Abd al-' Al Mundziri Azhum, Summary of Sahih Muslim, Al-Maktab al-Islami, Beirut, and PT.
M. Nashiruddin Al-Albani, Sahih Bukhari summary, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, and Gema Spirit, Jakarta, 2008.
Al-Bayan, Sahih Bukhari, Muslim, Jabal, London, 2008.
Destiny Muhammad Ar-Rifa'i, Ease of God, Summary of Tafsir Ibn Kathir, al-Ma'arif Maktabah, Riyadh, and Gema Spirit, Jakarta, 1999.

No comments:

Post a Comment